Kamis, 14 Agustus 2014

kuliah


Menurut Saya, Kuliah Itu…

Pengembangan Diri - Arti Kuliah - Praswck.com
Pernahkah anda membaca buku Rich Dad, Poor Dad Series nya Robert T. Kiyosaki? literatur motivator kelas dunia yang satu ini saya akui memang menjadi salah satu propaganda yang berhasil menanamkan mindset rich dalam diri saya.
Tapi apa yang terjadi dilapangan? disekitar kita sekarang? baik, mungkin sahabat yang sudah menyempatkan diri membaca tulisan saya sekarang ini masih ada yang belum mengerti saya start dari mana, bagi yang belum, ada baiknya saya sarankan anda membaca dulu buku Rich Dad Series yang saya maksud tadi, tersedia di Gramedia terdekat. Saya jamin anda tidak akan kecewa dengan saran saya yang satu ini.
Saya tidak mahir memotivasi seseorang, jadi lewat tulisan saya ini saya menuliskan apa yang saya rasakan, sekarang.
Dimana dimasa sekarang yang semakin dinamis, perkembangan teknik adaptasi bertahan hidup orang-orang yang lebih tua dari kita cenderung lambat dan tertinggal oleh arus informasi yang semakin kuat mengglobal, kebanyakan dari mereka termasuk didalamnya, mungkin termasuk juga orang tua kita.
Bayangkan, saat pertama kali bertemu dengan calon mertua, hal pertama yang ditanyakan selain nama pasti perihal kuliah dimana? atau kerja dimana? rata-rata kurang lebih sama sekitaran itu, pasti.
Kenapa tidak ditanya punya usaha apa?
Adakah yang masih berpikiran kuliah dan pendidikan formal dari pemerintah itu wajib demi kesuksesan karier kita? semakin tinggi taraf pendidikan kita semakin besar penghasilan kita? semakin banyak titel dan sertifikat kita semakin terjamin masa depan kita?
Dulunya sewaktu SMA saya memang menjawab semua pertanyaan tadi dengan benar, bahkan dulu ketika salah seorang guru menanyakan kenapa saya hendak melanjutkan ke perguruan tinggi pada saat itu saya menjawab ingin menuntut ilmu dan memperdalam bidang yang saya tekuni, meraih gelar dan dibayar lebih tinggi.
Hehe, agak malu juga sih kalau ingat-ingat waktu itu, tapi itulah proses, mungkin juga anda malah sepakat dengan pemikiran saya yang dulunya masih anak SMA, itu semua tidak lepas dari pola pikir yang dibentuk oleh orang tua kita sendiri, pergaulan kita, pembicaraan orang-orang disekitar kita, termasuk guru-guru dan dosen-dosen kita, sadarkah? guru dan dosen kita itu sebagian besar juga adalah karyawan! baik dibayar oleh negara maupun swasta, pada dasarnya pola pikir mereka masih sama di area seputaran pola pikir saya sewaktu SMA, still in the box, safe area.
Terbukti, kan? usia tidak ada kaitannya dengan sikap dan pola pikir. Pikiran manusia itu dinamis, bisa berubah-ubah sesuai waktu dan keadaan yang dialami, manusia yang dapat bertahan bukanlah yang terkuat, tapi yang bisa menyesuaikan diri dengan keadaan.
Tak heran jika masih banyak mertua yang fokus menginginkan calon menantu yang punya pekerjaan tetap, dan mereka pikir kelangsungan hidup anaknya akan terjamin dengan keadaan seperti itu, justru ada yang sampai menolak jika yang datang adalah pengusaha, yang mereka pikirkan saat mendengar kata pengusaha adalah resiko dan bangkrut. Yahh.. apa boleh buat, jadikanlah motivasi untuk semakin melesat tinggi dan mampu membuktikan bahwa keterjaminan keuangan dan kebebasan finansial hanya dapat diperoleh oleh pengusaha, bukan karyawan.
Jadi, jika diatas saya sudah menuangkan sebagian pendapat saya, yang sedikit tidaknya sudah mewakili perasaan saya, meski dengan cara yang kurang sempurna, lalu kenapa sampai sekarang saya masih kuliah dan menjadi karyawan disalah satu perusahaan swasta??
Jreng-jreng… jawabannya adalah saya menyikapi itu semua sebagai sebuah proses, kita tidak akan bisa menilai secara objektif dan realistis suatu hal tanpa terjun langsung melihat bagaimana hal tersebut berjalan secara alami seperti kenyataannya.
Bagaimana anda bisa mengatakan garam itu asin jika tidak mengecapnya dengan lidah? bagaimana anda membahagiakan orang tua jika anda tidak memahami apa yang diharap-harapkannya? itu dia, disini kuncinya, kita dapat merubah pola pikir kita sendiri tapi kita tidak bisa menanamkannya dengan mudah kepada orang lain, termasuk orang tua kita sendiri, mereka butuh bukti jika kita ingin mereka percaya, dan sejalan dengan proses pembuktian dimana kita belum mencapai target yang benar-benar kita impikan, sudah sewajarnya sebagai seorang anak kita wajib memenuhi harapan orang tua kita, selama mereka masih menginginkannya.
Sudah jelas kenapa sampai sekarang (26 September 2011) di usia saya yang ke-19 saya masih duduk dibangku kuliah dan bekerja untuk orang lain?
Jika saya perdalam, sebenarnya ada dua faktor yang mendukung saya untuk tetap melanjutkan kuliah dan menjadi karyawan, yang pertama, saya ingin belajar, bukan tentang materi kuliah, tapi proses yang berlangsung diperkuliahan itu sendiri, sehingga saya dapat memperlebar sudut pandang dan penilaian saya tentang suatu proses yang berlangsung didalamnya yang merupakan sebuah bagian dari kehidupan ini.
Robert T. Kiyosaki dulunya juga pernah melalui proses yang sama, beliau sudah mengecap pendidikan dari sekolah formal pemerintahan, sekolah bisnis keluarga pengusaha, dunia kerja sebagai karyawan, dan yang terakhir yang beliau anggap sebagai sekolah terbaik adalah pelajaran yang beliau dapat dari sekolah jalanan, ketika ia memulai action! menjalankan bisnisnya sendiri, baginya tak ada guru yang lebih baik dari pengalaman! pengalaman didapat dari terjun langsung, melihat dan merasakan proses yang mengalir disekitar, tentunya untuk dipelajari, tidak dianggap sebagai tekanan.
Saya ingin membuktikan itu, sebelum saya berpendapat dan berasumsi tentang sesuatu, saya harus paham apa yang sedang saya bicarakan, dan satu-satunya cara memahaminya adalah dengan terjun langsung mengamati prosesnya, saya kuliah karena ingin punya pengalaman kuliah, saya bertekad menuntaskan kuliah karena ingin merasakan sendiri manfaat nyata apa yang bisa saya dapatkan dari hasil kuliah, saya bekerja karena ingin merasakan hidup sebagai karyawan, dan semua itu adalah proses, tujuan akhir saya tentu tidak ingin kuliah dan menjadi karyawan dalam waktu yang lama apalagi selamanya, bahkan saya berikrar tidak akan menjadi karyawan selamanya meskipun saya berhasil menempati posisi yang tinggi sekalipun dalam suatu perusahaan, saya akan segera terjun langsung kesekolah dimana Robert T. Kiyosaki menyebutnya “sekolah terbaik”, dimana keadaan memaksa kita untuk meninggalkan zona nyaman, melatih kita untuk pandai mengelola resiko, dimana kehidupan tak seperti bermain catur, tak akan ada orang yang memberi tahu kapan giliran untuk melangkah, semua ada dipundak kita sendiri, mandiri, bebas, lepas, merdeka! tujuan akhir yang dijanjikan oleh sekolah jalanan yang kasar ini, dan saya sedang dalam proses memasukinya.
Faktor kedua yang menjadi motivasi saya untuk tetap konsisten melanjutkan kuliah adalah kedua orang tua saya, sekarang saya memang belum sanggup membuktikan apa yang saya anggap baik, maka saya akan mengambil jalan untuk membahagiakan mereka dengan cara memenuhi harapan-harapannya, mereka ingin saya menjadi sarjana yang berguna, meraih pendidikan yang tinggi agar hidup saya jadi lebih mudah, sungguh mulia harapan mereka, dari kecil mereka menyekolahkan saya dengan harapan-harapan indahnya, jerih payah mereka mengumpulkan rupiah untuk membiayai sekolah saya, peluh keringat mereka korbankan demi kebahagiaan saya kelak, sungguh saya mengetik tulisan di paragraf ini dengan perlahan sambil meneteskan air mata, terimakasih ibu, bapak, sekali lagi aku berjanji tak akan mengecewakan kalian…
Tidak terasa ternyata sudah jam 12 malam, besok pagi saya ada janji untuk ketempat kerja karena ada proyek perbaikan, mungkin sekian dulu saya tuangkan pendapat saya tentang apa itu kuliah menurut saya, terimakasih sudah mau membaca buah pikir saya ini sampai akhir, salam semangat, optimis dan terus maju! FIGHT!!

9 Comments + Add Comment

  • Menarik sekali, saya tersentuh membacanya, kuliah seharusnya memang bukan hanya untuk mencari gelar dan ijazah, kita tidak akan belajar apa pun jika masih berpikiran seperti itu..
    • Makasih bro rangga,
      Ternyata ada juga yang membaca tulisan saya.. hhehe..
      Dari beberapa pengalaman terakhir saya.. sebagai anak muda memang tidak mudah untuk selalu konsisten, sehingga kadang bisa sampai frustasi, tapi justru dengan kecewa, tertekan, kehilangan pegangan, dibalik semua itu selalu saja ada saat dimana muncul pencerahan (ide/kejadian/nasehat) yang mengangkat kita lagi dari keterpurukan..
      Tuhan mencintai kita :)
  • pada akhirnya, kuliah it bukan cari ilmu tetapi untuk cari kerja.. jd ngapain ya kuliah kalau ujung2nya juga duit.. mending juga cari duit langsung..
    • Thanks dah mampir bro alam!
      Yuk, tetep semangat cari duit! hehehe :D
  • gugling dan ketemu artikel ini. Sukaaa..soal proses itu, saya lagi mengalami.
    Sudah sekolah, kuliah, IPK bagus, aktif di organisasi, Lulus kuliah dapat kerjaan+prusahaan impian. Tapi harus resign karna long distance marriage..
    N here I am.. juga sudah terkena propaganda Rich Dad,.. bhubung saya perempuan, jadi Rich Mom dong heheheh
    salam
    http://www.tambahpenghasilan.tk
    • Iya deh, rich mom, ajarin anaknya juga biar jadi rich son ..hehehe
  • tulisannya ngena banget, jadi sadar kalo kuliah itu penting. thanks udah posting ini, pencerahan yg sekalian jadi bahan tugas :)
  • saya inginkuliah tapi biaya tidak memungkinkan…
  • gak tau kalo perguruan tinggi laen tapi klo perguruan tinggi khususnya fakultas tempat ane kuliah jauh dengan apa yang digambarkan admin…ane brenti kuliah karena fakultas ane dijadiin ajang penyebaran pengaruh idealisme-idealisme LSM. Jujur aja orientasi ane kuliah cuman ingin menimba ilmu dan mengembangkan tingkat intelektual ane cz ane waktu SMU suka banget ama diskusi-diskusi ilmiah bidang IPS terutama sejarah sehingga ane pengen memperdalam kemampuan ane di jurusan sejarah tempat ane kuliah sekarang.
    tapi ketika diterima di jurusan sejarah tempat ane kul sekarang keadaannya terbalik 180 derajat… ane bilang gt karena tempat kuliah ane menjadi sarang penyebaran ideologi-ideologi dan pemikiran-prmikiran yang melenceng serta ajang otoriterisme kelompok tertentu. Conth aja soal PKI. para dosen-dosen ilmu sosial dan sejarah ditempat ane semuanya mengajarkan pada mahasiswa tempat ane kuliah bahwa PKI tidak patut dipersalahkan soal gerakan 30 september. mereka hanya kambing hitam sejarah yang diskenario oleh Alm mantan prsiden Soeharto…Jelas ane gak setuju banget ama omongan dosen tersebut karena faktanya udah jelas PKI adalah dalang peristiwa 30 September dengan ditemukannya dokumen Gillchrist.Ane langsung protes tapi secara halus..ane tanya apa alasan bapak mengatakan PKI hanya kambing hitam Soeharto padahal udah jelas dari para orang tua yang pernah menjadi saksi sejarah PKI mengatakan bahwa PKI sering melakukan sweeping dirumah-rumah penduduk dan melakukan pembantaian layaknya partai-partai komunis lain diberbagai belahan dunia. tidak usah terlalu jauh…..daerah perkebunan di sempolan tempat asal ane ditemukan kuburan mssal korban-korban pembantaian PKI. hal itu udah menjadi cukup bukti bahwa PKI emang layak dicekal keberadaannya di Indonesia kaena partai ini jelas melanggar sila kedua.
    Setelah ane bertanya soal itu ama dosen ane bukannya dijawab dengan fakta lapangan tapi malah dijawab ama bukunya Karl Marx, Sutan Tamburaka, ama gak tau tuh apalagi yang cuman isinya membahas teori dasar Komunisme itu sendiri. Ane katakan ama dosen ane kalo ane gak butuh teori-teori kayak gitu….ane butuh penjelasan empiris kenapa dosen ane menngajarkan tentang PKI sepertitu kepada mahasiswa dengan mengaburkan fakta-fakta sejarah tentang kekejaman PKI. Akhirnya dosen ane gak bisa jawab dan langsung nama ane diblacklist di absensi mata kuliah dosen ane itu…akhirnya nilai makul ane jelek padahal ane gak pernah bolos….
    sejak itu ane males mau nerusin kuliah di jurusan ane cz ternyata gak ada kebebasan berpendapat dalam kuliah ane tapi ajang buat penyebaran pengaruh serta diktatorisme pihak tertentu…..sekarang ane merintis karir menjadi penulis karena menjadi peulis kita bebas berekspresi dan mengemukakan pendapat. sekian

Leave a comment






 

NICK: PRAS

Young Entrepreneur, Jewelry Graphic Designer, Pecandu Ilmu Psikologi dan Seni Sastra.

Archives

Stats


Google PageRank Checker Powered by  MyPagerank.Net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Vistanaya Ocha On Air