Kamis, 20 Maret 2014

IMUN DAN HEMATOLOGI

Selasa, 22 Oktober 2013


SISTEM IMUN HEMATOLOGI: ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGUE HEMORAGIC FEVER



BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Dengue adalah penyakit virus didaerah tropis yang ditularkan oleh nyamuk dan ditandai dengan demam, nyeri kepala, nyeri pada tungkai, dan ruam (Brooker, 2001).
Demam dengue/dengue fever adalah penyakit yang terutama pada anak, remaja, atau orang dewasa, dengan tanda-tanda klinis demam, nyeri otot, atau sendi yang disertai leukopenia, dengan/tanpa ruam (rash) dan limfadenophati, demam bifasik, sakit kepala yang hebat, nyeri pada pergerakkan bola mata, rasa menyecap yang terganggu, trombositopenia ringan, dan bintik-bintik perdarahan (ptekie) spontan (Noer, dkk, 1999).
Demam berdarah dengue adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue (arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti (Suriadi & Yuliani, 2001).
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) {bahasa medisnya disebut Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)} adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, yang mana menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada sistem pembekuan darah, sehingga mengakibatkan perdarahan-perdarahan.
Penyakit ini banyak ditemukan didaerah tropis seperti Asia Tenggara, India, Brazil, Amerika termasuk di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan air laut. Dokter dan tenaga kesehatan lainnya seperti Bidan dan Pak Mantri ;-) seringkali salah dalam penegakkan diagnosa, karena kecenderungan gejala awal yang menyerupai penyakit lain seperti Flu dan Tipes (Typhoid). Penyakit demam berdarah dengue atau yang disingkat sebagai DBD adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk aedes aegypti betina lewat air liur gigitan saat menghisap darah manusia.
Selama nyamuk aedes aegypti tidak terkontaminasi virus dengue maka gigitan nyamuk dbd tersebut tidak berbahaya. Jika nyamuk tersebut menghisap darah penderita dbd maka nyamuk menjadi berbahaya karena bisa menularkan virus dengue yang mematikan. Untuk itu perlu pengendalian nyamuk jenis aedes aegypti agar virus dengue tidak menular dari orang yang satu ke orang yang lain
B.       Tujuan Penulisan
Mahasiswa mampu menjelaskan DHF meliputi:
1.    Definisi dan Klasifikasi
2.    Etiologi
3.    Patofiosiologi
4.    Manifestasi klinis
5.    Komplikasi
6.    Pemeriksaan Penunjang
7.    Penatalaksanaan Medis
8.    Pencegahan
9.    Penatalaksanaan Keperawatan
C.      Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN berisi Latar Belakang, Tujuan, dan Sistematika Penulisan
BAB II ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KLIEN DHF berisi Definisi dan Klasifikasi, Etiologi, Patofiosiologi, Manifestasi klinis, Komplikasi, Pemeriksaan Penunjang, Penatalaksanaan Medis, Pencegahan, Penatalaksanaan Keperawatan
BAB III PENUTUP berisi Kesimpulan
                              
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KLIEN DHF
1.         Definisi

Demam Dengue adalah demam virus akut yang disertai sakit kepala, nyeri otot, sendi dan tulang, penurunan jumlah sel darah putih, dan ruam-ruam. Demam berdarah dengue atau dengue hemorragic fever (DHF) adalah demam dengue yang disertai pembesaran hatindan manifestasi perdarahan. Pada keadaan yang parah, bisa terjadi kegagalan sirkulasi dan pasien jatuh dalam syok hipovolemik akibat kebocoran plasma. Keadaan ini disebut shock syndrome (DSS).
Demam dengue adalah penyakit virus dengan demam akut dengan ciri khas muncul tiba-tiba, demam biasanya berlangsung selama 3 - 5 hari (jarang > 7 hari dan kadang-kadang bifasik), disertai dengan sakit kepala berat, mialgia, artralgia,sakit retro orbital, tidak nafsu makan, ganguan gastrointestinal dan timbul ruam. Infeksi dengue disertai peningkatan permeabilitas vaskuler, dengan manifestasi perdarahan di sertai dengan kerusakan organ-organ tertentu. Penyembuhan, dapat disertai dengan rasa lelah dan depresi yang berkepanjangan. Limfa denopati dan lekopeni pada penderita demam dengue dengan difusitosis relative sering terjadi : trombositopeni dan meningkatnya transaminase lebih jarang terjadi.penyakit ini bisa muncul sebagai KLB yang eksplosif namun jarang terjadi kematian kecuali terjadiperdarahan pada DBD.
Demam berdarah dengue adalah penyakit virus yang tersebar luas diseluruh dunia terutama di daerah tropis. Penderitanya terutama adalah anak-anak berusia dibawah 15 tahun, tetapi sekarang banyak juga orang dewasa terserang penyakit virus ini. Sumber penularan utama adalah manusia dan primata, sedang penularannya adalah nyamuk aedes aegypti.
Selama nyamuk aedes aegypti tidak terkontaminasi virus dengue maka gigitan nyamuk dbd tersebut tidak berbahaya. Jika nyamuk tersebut menghisap darah penderita dbd maka nyamuk menjadi berbahaya karena bisa menularkan virus dengue yang mematikan. Untuk itu perlu pengendalian nyamuk jenis aedes aegypti agar virus dengue tidak menular dari orang yang satu ke orang yang lain
2.         Etiologi
Penyakit Demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue, yang termasuk dalam group arboviruss (virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk arthropod). Virus dengue dibawa oleh gigitan nyamuk aedes aegypti dan aedes albopicus sebagai vektor ke tubuh manusia melalui gigitan nyamuk tersebut.
Virus penyebab demam dengue adalah virus dengue genus flavirius yang termasuk Arbovirus (Arthopod Borne Virus) grup B. Virion virus mempunyai ukuran 40 nm. Secara serologis terdapat 4 tipe virus dengue, yaitu dengue tipe 1, tipe 2, tipe 3 dan tipe 4. Virus dapat berkembang biak pada berbagai macam kultur jaringan, misalnya sel mamalia BHK (Baby Hamster Kidney Cell) dan sel arthropoda, misalnya Aedes albopictus cell.
Cara penularan:
Ditularkan melalui gigitan nyamuk yang infektif, terutama aedes aegypti. Ini adalah spesies nyamuk yang mengigit pada  siang hari dengan peningkatan aktifitas mengigit sekitar 2 jam sesudah matahari terbit dan beberapa jam sebelum matahari tengelam.  Aedes aegypti dan aedes albopictus ditemukan di daerah perkotaan. Aides ablopiktus, sangat banyak ditemukan di asia, tidak begitu antrepofilik di bandingkan dengan aides aegypti. Masa inkubasi demam dengue pada manusia berlangsung sekitar 4 – 5 hari.
Masa penularan:
Tidak ditularkan langsung dari orang keorang,penderita menjadi infektif bagi nyamuk padasaat virenia yaitu: sejak beberapa saat, masa demam berakhir, bisanya berlangsung selama tiga sampai lima hari. Nyamuk menjadi infektif 8 - 15 hari sesudah menghisap darah, penderita virenia dan tetap infektif selama hidupnya.
Klasifikasi:
·           Derajat I: demam diikuti gejala tidak spesifik. Satu-satunya manifestasi perdarahan adalah tes tourniquet yang positif atau mudah memar
·           Derajat II: gejala yang ada pada tingkat 1 ditambah dengan perdarahan spontan. Perdarahan bisa terjadi di kulit atau tempat lain
·           Derajat III: kegagalan sirkulasi ditandai oleh denyut nadi yang cepat dan lemah, hipotensi, suhu tubuh yang rendah, kulit lembab dan penderita gelisah
·           Derajat IV: syok berat dengan nadi yang tidak teraba dan tekanan darah tidak dapat diperiksa fase kritis pada penyakit ini terjadi pada akhir masa demam
3.         Manifestasi Klinis
Kriteria klinis:
·           Suhu badan yang tiba-tiba menggigil
·           Demam yang berlangsung hanya beberapa hari
·           Kurva demam yang menyerupai pelana kuda
·           Nyeri tekan terutama di otot-otot dan persendian
·           Adanya ruam-ruam pada kulit
·           Hepatomegali, biasanya di ikuti syok
·           Leukopenia
·           Kadang mual dan muntah
·           Sakit kepala, batuk dan pilek
Kriteria klinis DHF menurut WHO:
·           Demam akut, yang tetap tinggi selama 2 – 7 hari, kemudian turun secara lisis. Demam disertai gejala tidak spesifik seperti anoreksia, nyeri pada punggung, malaise, nyeri pada tulang, persendian, dan kepala
·           Manifestasi perdarahan seperti uji tourniket positif, petekie, purpura, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis, dan melena
·           Pembesaran hati dan nyeri tekan pada ikterus
·           Dengan atau tanpa renjatan. Renjatan yang terjadi pada saat demam biasanya mempunyai prognosis yang buruk

·           Kenaikan nilai hematokrit atau hemokonsentrasi, yaitu 20 %
1.         Pemeriksaan Diagnostik
·           Pemeriksaan darah laboratorium
Ø  LPB positif
Ø  Kadar trombosit darah menurun (trombositopenia)
Ø  Hematokrit meningkat lebih dari 20%, merupakan indikator akan timbulnya rejatan
Ø  Hemoglobin meningkat lebih dari 20%
Ø  Leukosit menurun (lekopenia) pada hari kedua atau ketiga
Ø   Masa perdarahan memanjang
Ø  Protein rendah (hipoproteinemia)
Ø  Natrium rendah (hiponatremia)
Ø  SGOT/SGPT bisa meningkat
Ø  Astrup : Asidosis metabolic
·           Urine :
Kadar albumin urine positif (albuminuria)
·           Foto thorax
     Bisa ditemukan pleural effusion
·           Uji Serologi
a.    Uji serologi memakai serum ganda yaitu serum diambil pada masa akut dan konvalesen, yaitu uji pengikatan komplemen (PK), uji netralisasi (NT), dan uji dengue blot. Pada uji ini dicari kenaikan antibodi antidengue sebanyak minimal empat.
b.    Uji serologi memakai serum tungga, yaitu uji dengue blot yang mengukur antibodi antidengue tanpa memandang kelas antibodinya, uji IgM antidengue yang mengukur hanya antibodi antidengue dari kelas IgM. Pada uji ini yang dicari adalah tidaknya atau titer tertentu antibodi antidengue.
·           Isolasi virus, yang diperiksa adalah darah pasien dan jaringan
2.         Komplikasi
  • Perdarahan luas
  • Syok (rejatan)
  • Pleural Effusion
  • Penurunan kesadaran
3.         Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan penderita dengan DHF adalah sebagai berikut :
  1. Tirah baring atau istirahat baring
  2. Diet makan lunak
  3. Minum banyak (2 – 2,5 liter/24 jam) dapat berupa : susu, teh manis, sirup dan beri penderita sedikit oralit, pemberian cairan merupakan hal yang paling penting bagi penderita DHF
  4. Pemberian cairan intravena (biasanya ringer laktat, NaCl Faali) merupakan cairan yang paling sering digunakan
  5. Monitor tanda-tanda vital tiap 3 jam (suhu, nadi, tensi, pernafasan) jika kondisi pasien memburuk, observasi ketat tiap jam
  6. Periksa Hb, Ht dan trombosit setiap hari
  7.  Pemberian obat antipiretik sebaiknya dari golongan asetaminopen
  8. Monitor tanda-tanda perdarahan lebih lanjut
  9. Pemberian antibiotik bila terdapat kekuatiran infeksi sekunder
  10. Monitor tanda-tanda dan renjatan meliputi keadaan umum, perubahan tanda-tanda vital, hasil pemeriksaan laboratorium yang memburuk
  11. Bila timbul kejang dapat diberikan Diazepam
  12. Pada kasus dengan renjatan pasien dirawat di perawatan intensif dan segera dipasang infus sebagai pengganti cairan yang hilang dan bila tidak tampak perbaikan diberikan plasma atau plasma ekspander atau dekstran sebanyak 20 – 30 ml/kg BB
  13. Pemberian cairan intravena baik plasma maupun elektrolit dipertahankan 12 – 48 jam setelah renjatan teratasi. Apabila renjatan telah teratasi nadi sudah teraba jelas, amplitudo nadi cukup besar, tekanan sistolik 20 mmHg, kecepatan plasma biasanya dikurangi menjadi 10 ml/kg BB/jam
  14. Transfusi darah diberikan pada pasien dengan perdarahan gastrointestinal yang hebat. Indikasi pemberian transfusi pada penderita DHF yaitu jika ada perdarahan yang jelas secara klinis dan abdomen yang makin tegang dengan penurunan Hb yang mencolok.
Pada pasien renjatan : Antibiotika, Kortikosteroid dan  Antikoagulasi
4.        Pencegahan
Pengembangan vaksin untuk dengue sangat sulit karena keempat jenis serotip virus bisa mengakibatkan penyakit. Perlindungan terhadap satu atau dua jenis serotip ternyata meningkatkan risiko terjadinya penyakit yang serius. Saat ini sedang dicoba dikembangkan vaksin terhadap keempat serotip sekaligus, sampai saat ini satu-satunya usaha pencegahan atau pengendalian dengue dan dhf adalah dengan memerangi nyamuk yangmengakibatkan penularan.
Aegypti berkembang biak terutama di tempat-tempat buatan manusia, seperti wadah plastik, ban mobil bekas dan tempat-tempat lain yang menampung air hujan. Nyamuk ini menggigit pada siang hari, beristirahat di dalam rumah dan meletakan telurnya pada tempat-tempat air bersih tergenang.
Pencegahan dilakukan dengan langkah 3m:
·      Menguras bak air
·      Menutup tempat-tempat yang mungkin menjadi tempat berkembang biak nyamuk
·      Mengubur barang-barang bekas yang bisa menampung air
Di tempat penampungan air seperti bak mandi diberikan insektisida yang membunuh larva nyamuk seperti abate. Hal ini bisa mencegah perkembangbiakan nyamuk selama beberapa minggu, tapi pemberiannya harus diulang setiap beberapa waktu tertentu.
Ditempat yang sudah terjangkit dhf dilakukan penyemprotan insektisida secara fogging. Tapi efeknya hanya bersifata sesaat dan sangat tergantung pada jenis insektisida yang dipakai. Disamping itu partikel obat ini tidak dapat masuk ke dalam rumah tempat ditemukannya nyamuk dewasa. Untuk perlindungan yang lebih intensif, orang-orang yang tidur di siang hari sebaiknya menggunakan kelambu, memasang kasa nyamuk di pintu dan jendela, menggunakan semprotan nyamuk didalam rumah dan obat-obat nyamuk yang dioleskan.
5.         Penatalaksanaan Keperawatan
Pengkajian
a)      Aktivitas/istirahat
Malaise.
b)      Sirkulasi
Tekanan darah di bawah normal, denyut perifer melemah, takikardi, susah teraba, kulit hangat, kering, pucat, kemerahan/ bintik merah, perdarahan bawah kulit
c)      Eliminasi
Diare atau konstipasi
d)     Makanan/ cairan
Anoreksia, mual, muntah, penurunan berat badan, punurunan haluaran urine, oligouria, anuria
e)      Neurosensori
Sakit kepala, pusing, pingsan, ketakutan, kacau mental, disorientasi, delirium.
f)       Nyeri/ Ketidaknyamanan
Kejang abdominal, lokalisasi area sakit
g)      Pernapasan
Takipneu dengan penurunan kedalaman pernapasan, suhu meningkat, menggigil
h)      Penyuluhan/ pembelajaran
Masalah kesehatan, penggunaan obat-obatan atau tindakan
i)        Identitas
DHF merupakan penyakit daerah tropis yang sering menyebabkan kematian anak, remaja dan dewasa ( Effendy, 1995 )
j)        Keluhan Utama
Pasien mengeluh panas, sakit kepala, lemah, nyeri ulu hati, mual dan nafsu makan menurun.
k)      Riwayat penyakit sekarang
Riwayat kesehatan menunjukkan adanya sakit kepala, nyeri otot, pegal seluruh tubuh,sakit pada waktu menelan, lemah, panas, mual, dan nafsu makan menurun.
l)        Riwayat penyakit terdahulu
Tidak ada penyakit yang diderita secara specific.
m)    Riwayat penyakit keluarga
Riwayat adanya penyakit DHF pada anggota keluarga yang lain sangat menentukan, karena penyakit DHF adalah penyakit yang bisa ditularkan melalui gigitan nyamuk aides aigepty.
n)      Riwayat Kesehatan Lingkungan
Biasanya lingkungan kurang bersih, banyak genangan air bersih seperti kaleng bekas, ban bekas, tempat air minum burung yang jarang diganti airnya, bak mandi jarang dibersihkan.
Analisa Data
Data Subjektif (DS)
Data Objektif (DO)
Pasien mengeluh:
·         Mimisan terus menerus
·         BAB warna hitam
Riwayat kesehatan dahulu :
·         Sudah 2 kali masuk rumah sakit
·         di diagnosa suspect DHF
Data tambahan :
·         Lelah
·         Lemas
·         Lesu
·         Mual/muntah
·         Diare
·         Mual
·         Demam
·         Tidak nafsu makan
·         Anoreksia
·         Membran mukosa kering
Pasien tampak :
·         Mimisan terus menerus
·         BAB warna hitam
·         Trombosit ↓: 130.000 ( normal trombosit : 150.000 -450.000 cmm)
·         Hemoglobin ↓: 8 ( normal Hb : 11 – 16 gr/dl )
·         Hematokrit ↓: 29 (normal Hct : 31 -45 % )
·         Suhu 39 0C
·         Terdapat pembesaran limpa dan hati
Data tambahan :
·         Berat badan menurun
·         Penurunan lipatan kulit trisep
·         Membrane mukosa kering
·         Suhu = 39ºC
·         kalium ↓ ( normal K = 3,6-5,8 mEq/L)
·         natrium menurun ↓ ( normal Na = 135-145 mEq/L)
·         HCO3 ↓ (normal  HCO3 = 22-26 mEq/L)
·         Bintik-bintik merah pada kulit (terutama di daerah kaki)
·         Memar atau daerah kebiruan pada kulit atau membrane mukosa
·         Perdarahan pada gusi
·         Platet ↓
Diagnosa Keperawatan
No
Diagnosa keperawatan
Tanggal
Ditemukan
Teratasi
1
Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan virus dengue
28 November 2012
1 Desember 20012
2
Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan intake tidak adekuat
28 November 2012
1 Desember 20012
3
Risiko tinggi terjadinya perdarahan berhubungan dengan trombositopenia
28 November 2012
1 Desember 20012
4
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia
28 November 2012
1 Desember 20012
Intervensi Keperawatan
No
Diagnosa Keperawatan
Perencanaan
Tujuan
Intervensi
Rasional
1.                 
Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan virus dengue
Setelah dilakukan perawatan 3x24jam diharapkan pasien suhu tubuh normal dengan kriteria hasil:
1. Suhu normal 36,5oC – 37,50C
1. Beri kompres air kran
2. Berikan / anjurkan pasien untuk banyak minum 1500-2000 cc/hari ( sesuai toleransi)
3. Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang tipis dan mudah menyerap keringat
4. Observasi intake dan output, tanda vital ( suhu, nadi, tekanan darah ) tiap 3 jam sekali atau lebih sering.
e.       
Kolaborasi
      Pemberian cairan intravena dan pemberian obat sesuai program.
1.   Kompres dingin akan terjadi pemindahan panas secara konduksi
2.   Untuk mengganti cairan tubuh yang hilang akibat evaporasi
3.   Memberikan rasa nyaman dan pakaian yang tipis mudah menyerap keringat dan tidak merangsang peningkatan suhu tubuh
4.   Mendeteksi dini kekurangan cairan serta mengetahui keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh. Tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien.
Kolaborasi:
Pemberian cairan sangat penting bagi pasien dengan suhu tubuh yang tinggi. Obat khususnyauntuk menurunkan suhu tubuh pasien
2.       
Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan intake tidak adekuat
Setelah dilakukan perawatan 3x24jam diharapkan pasien tidak terjadi divisit volume cairan dengan kriteria hasil:
1. Intake dan output seimbang
2. TTV normal
3. Tidak ada tanda presyok
4. Akral hangat
5. Capilary refil <3detik
1.   Observasi adanya tanda- tanda syok
2.    Anjurkan klien untuk banyak minum.
3.   Kaji tanda dan gejala dehidrasi / hipovolemik (riwayat muntah, diare, kehausan, turgor jelek
4.   Kaji masukan dan haluaran cairan
Kolaborasi:
1.    Pemberian cairan intra vena sesuai indikasi.
1.Agar dapat segera dilakukan tindakan untuk menangani syok yang dialami klien
2.     Asupan cairan sangat diperluakan untuk menambah volume cairan tubuh
3.     Untuk mengetahui penyebab defisit volume cairan
4.     Untuk mengetahui keseimbangan cairan
Kolaborasi:
1.     Pemberian cairan intra vena sangat penting bagi klien yang mengalami defisit volume cairan dengan keadaan umum yang buruk untuk rehidrasi.
3.              
Risiko tinggi terjadinya perdarahan berhubungan dengan trombositopenia
Setelah dilakukan perawatan selama 3x24jam diharapkan pasien tidak terjadi perdarahan
Kriteria hasil : 1. TD 100/60 mmHg, N: 80-100x/menit
2. Pulsasi kuat
3. Tidak ada tanda perdarahan lebih lanjut
4. Trombosit meningkat
1.  Monitor tanda-tanda penurunan trombosit yang disertai dengan tanda-tanda klinis
2.      Beri penjelasan tentang pengaruh trombositopenia pada klien.
3.   Anjurkan klien untuk banyak istirahat.
4.  Beri penjelasan pada klien/keluarga untuk segera melaporkan tanda-tanda perdarahan (hematemesis,melena, epistaksis).
5.  Antisipasi terjadinya perdarahan ( sikat gigi lunak, tindakan incvasif dengan hati-hati).
1.  penurunan jumlah trombosit merupakan tanda adanya kebocoran pembuluh darah yang pada tahap tertentu dapat menimbulkan perdarahan.
2.  Agar klien/keluarga mengetahui hal hal yang mungkin terjadi pada klien dan dapat membantu mengantisipasi terjadinya perdarahan
3.  Aktivitas klien yang tidak terkontrol dapat menyebab-kan terjadinya perdarahan
4.  Keterlibatan keluarga akan sangat membantu klien mendapatkan penanganan sedini mungkin
5.  Klien dengan trombositopenia rentan terhadap cedera/ perdarahan
6.     
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia
Setelah dilakukan perawatan 3x24jam diharapkan pasien tidak terjadi gangguan kebutuhan nutrisi
Kriteria hasil:
1.      Nafsu makan meningkat
2.      Tidak mual muntah
3.      Asupan nutrisi terpenuhi
4.      BB seimbang
5.      Makan habis 1porsi
1.Kaji keluhan mual, muntah, dan sakit menelan yang dialami klien
2. Kaji cara/pola menghidangkan makanan klien
3. Berikan makanan yang mudah ditelan seperti: bubur dan dihidangkan saat masih hangat
4. Berikan makanan dalam porsi kecil dan frekuensi sering
5.      Jelaskan manfaat nutrisi bgi klien terutama saat sakit
6. Catat jumlah porsi yang dihabiskan klien.
1.   Untuk menetapkan cara mengatasi-nya
2.   Cara menghidangkan makanan dapat mempengaruhi nafsu makan klien
3.   Membantu mengurangi kelelahan klien dan meningkatkan asupan makanan karena mudah ditelan
4.   Untuk menghindari mual dan muntah serta rasa jenuh karena makanan dalam porsi banyak
5.   Untuk meningkat-kan pengetahan klien tentang nutrisi sehingga motivasi untuk makan meningkat
6.   Mengetahui pemasukan/ pemenuhan nutrisi klien
BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Demam berdarah dengue adalah penyakit virus yang tersebar luas diseluruh dunia terutama di daerah tropis. Penderitanya terutama adalah anak-anak berusia dibawah 15 tahun, tetapi sekarang banyak juga orang dewasa terserang penyakit virus ini. Sumber penularan utama adalah manusia dan primata, sedang penularannya adalah nyamuk aedes aegypti.
Selama nyamuk aedes aegypti tidak terkontaminasi virus dengue maka gigitan nyamuk dbd tersebut tidak berbahaya. Jika nyamuk tersebut menghisap darah penderita dbd maka nyamuk menjadi berbahaya karena bisa menularkan virus dengue yang mematikan. Untuk itu perlu pengendalian nyamuk jenis aedes aegypti agar virus dengue tidak menular dari orang yang satu ke orang yang lain

0 komentar:


Poskan Komentar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Vistanaya Ocha On Air