Obat bisa bikin keropos tulang ?
6
11
2008
Beberapa
waktu lalu cukup gencar diberitakan adanya produsen jamu yang mencampur
jamunya dengan obat-obat sintetik, salah satunya dengan deksametason.
Obat ini ditemukan banyak dicampurkan pada jamu anti rematik. Jelas saja
jamunya jadi manjur, karena deksametason adalah obat golongan
kortikosteroid yang berefek sebagai obat anti radang. Tapi pernahkah
Anda mendengar tentang efek samping obat-obat golongan kortikosteroid
jika digunakan dalam jangka waktu lama seperti pada umumnya orang minum
jamu? Keropos tulang atau osteoporosis adalah salah satu saja dari efek
sampingnya yang banyak..
Obat golongan kortikosteroid termasuk golongan obat yang penting dalam dunia pengobatan, karena memiliki aksi farmakologi yang luas, sehingga sering digunakan dalam berbagai penyakit, sampai-sampai ada yang menyebutnya obat dewa, obat segala penyakit. Tapi di sisi lain, karena tempat aksinya luas, efek sampingnya pun luas dan tidak kurang berbahayanya. Penasaran kan tentang kortikosteroid ? Apaan tuh ? Apa saja yang termasuk obat kortikostroid ?
Kortikosteroid adalah suatu hormon yang dibuat oleh bagian korteks (luar) dari kelenjar adrenal. Hormon ini memiliki dua efek utama yang disebut efek glukokortikoid dan efek mineralokortikoid. Efek glukokortikoid antara lain :
Apa saja penggunaan obat kortikosteroid ? Obat golongan kortikosteroid utamanya digunakan untuk mengatasi radang, apapun penyebab radangnya dan di manapun lokasinya. Beberapa penyakit peradangan yang kerap diobati dengan kortikosteroid adalah asma, radang rematik, radang usus, radang ginjal, radang mata, dll. Selain itu, obat ini juga digunakan pada penyakit gangguan sistem kekebalan tubuh, seperti berbagai jenis alergi, dan lupus. Dengan sifatnya yang menurunkan sistem kekebalan, kortikosteroid juga dapat digunakan untuk pasien yang baru menjalani transplantasi organ untuk mencegah reaksi penolakan tubuh terhadap organ yang dicangkokkan. Obat ini bahkan digunakan juga pada pasien kanker, yaitu untuk mencegah mual dan muntah akibat kemoterapi, juga pada terapi kanker itu sendiri sebagai terapi pendukung kemoterapi. Kortikosteroid juga digunakan untuk ibu hamil yang memiliki resiko melahirkan prematur, yaitu untuk mematangkan paru-paru janin, sehingga jika harus lahir prematur paru-paru bayi sudah cukup kuat dan bekerja dengan baik.
Begitu banyaknya penggunaan kortikosteroid. Dalam beberapa kasus, kortikosteroid merupakan satu-satunya pilihan obat terbaik, sehingga mau tidak mau harus digunakan. Di sisi lain, efek sampingnya cukup luas, antara lain : meningkatkan resiko diabetes, osteoporosis, menghambat pertumbuhan anak-anak, menyebabkan gemuk pada bagian tubuh tertentu (wajah, bahu, perut), menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah terkena infeksi, meningkatkan resiko hipertensi karena menahan garam di dalam tubuh, menyebabkan gangguan lambung (perdarahan lambung), dll. Namun efek samping ini umumnya baru muncul pada penggunaan yang cukup lama (lebih dari sebulan secara rutin). Untuk itu, yang perlu diperhatikan adalah cara penggunaan yang tepat. Artikel ini tidak bermaksud menakut-nakuti pembaca untuk menggunakan obat kortikosteroid, tetapi mengajak untuk mengenal dan dapat menggunakannya dengan benar. Beberapa cara untuk mensiasati efek samping yang mungkin timbul antara lain :
Obat golongan kortikosteroid termasuk golongan obat yang penting dalam dunia pengobatan, karena memiliki aksi farmakologi yang luas, sehingga sering digunakan dalam berbagai penyakit, sampai-sampai ada yang menyebutnya obat dewa, obat segala penyakit. Tapi di sisi lain, karena tempat aksinya luas, efek sampingnya pun luas dan tidak kurang berbahayanya. Penasaran kan tentang kortikosteroid ? Apaan tuh ? Apa saja yang termasuk obat kortikostroid ?
Kortikosteroid adalah suatu hormon yang dibuat oleh bagian korteks (luar) dari kelenjar adrenal. Hormon ini memiliki dua efek utama yang disebut efek glukokortikoid dan efek mineralokortikoid. Efek glukokortikoid antara lain :
- meningkatkan glukoneogenesis, yaitu pembentukan glukosa dari protein, sehingga beresiko meningkatkan kadar gula darah. Karena itu, orang dengan resiko diabetes dapat mengalami kenaikan kadar gula darah yang nyata.
- efek katabolik, yaitu mengurai protein sehingga mengurangi pembentukan protein, termasuk protein yang diperlukan untuk pembentukan tulang. Akibatnya terjadi osteoporosis atau keropos tulang, karena matriks protein tulang menyusut. Efek ini juga menyebabkan gangguan pertumbuhan jika digunakan pada anak-anak dalam jangka waktu lama.
- mempengaruhi metabolisme lemak tubuh dan distribusinya, sehingga menyebabkan pertambahan lemak di bagian-bagian tertentu tubuh, yaitu di wajah (jadi membulat), bahu, dan perut.
- mengurangi menghambat proses radang, sehingga merupakan obat pilihan berbagai penyakit peradangan,
- menurunkan fungsi jaringan limfa sehingga menyebabkan berkurangnya dan mengecilnya sel limfosit. Efek ini menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh atau imunosupresan.Sedangkan efek mineralokortikoid utamanya adalah mengatur keseimbangan garam mineral dan air dalam tubuh.
Apa saja penggunaan obat kortikosteroid ? Obat golongan kortikosteroid utamanya digunakan untuk mengatasi radang, apapun penyebab radangnya dan di manapun lokasinya. Beberapa penyakit peradangan yang kerap diobati dengan kortikosteroid adalah asma, radang rematik, radang usus, radang ginjal, radang mata, dll. Selain itu, obat ini juga digunakan pada penyakit gangguan sistem kekebalan tubuh, seperti berbagai jenis alergi, dan lupus. Dengan sifatnya yang menurunkan sistem kekebalan, kortikosteroid juga dapat digunakan untuk pasien yang baru menjalani transplantasi organ untuk mencegah reaksi penolakan tubuh terhadap organ yang dicangkokkan. Obat ini bahkan digunakan juga pada pasien kanker, yaitu untuk mencegah mual dan muntah akibat kemoterapi, juga pada terapi kanker itu sendiri sebagai terapi pendukung kemoterapi. Kortikosteroid juga digunakan untuk ibu hamil yang memiliki resiko melahirkan prematur, yaitu untuk mematangkan paru-paru janin, sehingga jika harus lahir prematur paru-paru bayi sudah cukup kuat dan bekerja dengan baik.
Begitu banyaknya penggunaan kortikosteroid. Dalam beberapa kasus, kortikosteroid merupakan satu-satunya pilihan obat terbaik, sehingga mau tidak mau harus digunakan. Di sisi lain, efek sampingnya cukup luas, antara lain : meningkatkan resiko diabetes, osteoporosis, menghambat pertumbuhan anak-anak, menyebabkan gemuk pada bagian tubuh tertentu (wajah, bahu, perut), menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah terkena infeksi, meningkatkan resiko hipertensi karena menahan garam di dalam tubuh, menyebabkan gangguan lambung (perdarahan lambung), dll. Namun efek samping ini umumnya baru muncul pada penggunaan yang cukup lama (lebih dari sebulan secara rutin). Untuk itu, yang perlu diperhatikan adalah cara penggunaan yang tepat. Artikel ini tidak bermaksud menakut-nakuti pembaca untuk menggunakan obat kortikosteroid, tetapi mengajak untuk mengenal dan dapat menggunakannya dengan benar. Beberapa cara untuk mensiasati efek samping yang mungkin timbul antara lain :
- bagi pasien dengan resiko diabetes, kurangi asupan gula/karbohidrat
- untuk mengurangi resiko osteoporosis, tambahlah suplemen Calcium dan Vitamin D
- untuk mengurangi resiko hipertensi, kurangi asupan garam dalam makanan
- untuk mengurangi kegemukan, bisa dilakukan diet yang sesuai
- untuk menghindari terjadinya infeksi, hindarkan diri dari lingkungan hidup yang kotor dan polusi. Tambahkan suplemen makanan untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
- untuk menghindari gangguan lambung, minumlah obat ini setelah makan atau bersama snack, jangan pada saat perut kosong.
Kortikosteroid, Anti Radang dan Penekan Sistem kekebalan Tubuh
Jumat, 09/09/2011 09:52 WIB
Halaman 1 dari 4
(Foto: thinkstock)
Berita Lainnya
Jakarta, Deskripsi
Tubuh secara alami memproduksi hormon kortison yang diperlukan untuk mempertahankan kesehatan. Jika tubuh tidak menghasilkan cukup hormon kortison, dokter mungkin meresepkan obat ini untuk membantu tubuh mendapat asupan hormon tersebut.
Kortikosteroid umumnya digunakan untuk mengurangi pembengkakan, kemerahan, gatal, dan reaksi alergi. Seringkali digunakan untuk mengobati sejumlah penyakit yang berbeda, seperti alergi parah, masalah kulit, asma, dan artritis. Kortikosteroid juga dapat digunakan untuk kondisi lain seperti yang ditentukan oleh dokter.
Kortikosteroid merupakan obat yang sangat kuat. Selain dapat membantu mengobati masalah kesehatan, efek sampingnya juga dapat sangat serius. Meminum obat ini dapat menimbulkan masalah jika mengkonsumsi lebih banyak dari yang dibutuhkan oleh tubuh. Obat ini hanya tersedia dengan resep dokter.
Meskipun tidak termasuk dalam label produk, beberapa kortikosteroid digunakan pada pasien tertentu dengan kondisi medis berikut:
1. Palsy Bell, adalah bentuk kelumpuhan wajah akibat disfungsi saraf kranial VII (nervus facialis) yang mengakibatkan ketidakmampuan mengontrol otot-otot wajah pada sisi yang terkena.
2. Croup pada anak-anak. Croup adalah suatu kondisi gangguan pernapasan yang biasanya dipicu oleh infeksi virus akut pada saluran napas atas. Infeksi menyebabkan pembengkakan di dalam tenggorokan, yang mengganggu pernapasan normal dan menghasilkan gejala-gejala klasik batuk "menggonggong", dan suara serak.Next
(ir/ir)
Tubuh secara alami memproduksi hormon kortison yang diperlukan untuk mempertahankan kesehatan. Jika tubuh tidak menghasilkan cukup hormon kortison, dokter mungkin meresepkan obat ini untuk membantu tubuh mendapat asupan hormon tersebut.
Kortikosteroid umumnya digunakan untuk mengurangi pembengkakan, kemerahan, gatal, dan reaksi alergi. Seringkali digunakan untuk mengobati sejumlah penyakit yang berbeda, seperti alergi parah, masalah kulit, asma, dan artritis. Kortikosteroid juga dapat digunakan untuk kondisi lain seperti yang ditentukan oleh dokter.
Kortikosteroid merupakan obat yang sangat kuat. Selain dapat membantu mengobati masalah kesehatan, efek sampingnya juga dapat sangat serius. Meminum obat ini dapat menimbulkan masalah jika mengkonsumsi lebih banyak dari yang dibutuhkan oleh tubuh. Obat ini hanya tersedia dengan resep dokter.
Meskipun tidak termasuk dalam label produk, beberapa kortikosteroid digunakan pada pasien tertentu dengan kondisi medis berikut:
1. Palsy Bell, adalah bentuk kelumpuhan wajah akibat disfungsi saraf kranial VII (nervus facialis) yang mengakibatkan ketidakmampuan mengontrol otot-otot wajah pada sisi yang terkena.
2. Croup pada anak-anak. Croup adalah suatu kondisi gangguan pernapasan yang biasanya dipicu oleh infeksi virus akut pada saluran napas atas. Infeksi menyebabkan pembengkakan di dalam tenggorokan, yang mengganggu pernapasan normal dan menghasilkan gejala-gejala klasik batuk "menggonggong", dan suara serak.Next
(ir/ir)
Ingin Mendapatkan Rp 500,000 dari detikHealth ? Ceritakan Pengalaman Dietmu di Sini
Artikel detikHealth juga bisa dibaca melalui aplikasi detikcom untuk Android, BlackBerry, iPhone, iPad & Windows Phone. Install sekarang!
Baca Juga
Twitter Recommendation
-
10 Kisah Transgender Anak, Berjuang dengan Jenis Kelamin di Usia Muda (2)
1,342 share this. -
Video Perlihatkan Siswa yang Diduga Stres Bunuh Diri Saat Kelas Berlangsung
704 share this. -
Remaja 14 Tahun Ini Koma Setelah Main Video Game Belasan Jam
556 share this. -
Tekan Infeksi di RS, Dokter dan Perawat Didorong Cuci Tangan dengan Benar
516 share this. -
Orgasme Kering, Saat Ejakulasi Pria Tak Disertai Keluarnya Air Mani
514 share this. -
Mengapa Orang Bisa Kena Infeksi dari RS? Cek di Sini Penjelasannya
513 share this. -
Chana Lal, 'Manusia Gajah' yang Punya Tumor 'Belalai' Seberat 4 Kg
469 share this. -
Gemuk dan Tak Mau Meninggal Mendadak Saat Tidur, Beny Pangkas Bobot 24 Kg
410 share this. -
Pasien Tambah Banyak Saat JKN, Pendapatan Dokter Seharusnya Bisa Meningkat
410 share this. -
Studi: Otak Bisa Deteksi Mana Tawa Sungguhan dan yang Palsu
406 share this.
-
Jumat,21/03/2014 20:00 WIB
Tak Hanya TV, Anak yang Habiskan Waktu Main Gadget Gampang Emosi
-
Jumat,21/03/2014 19:30 WIB
10 Kegiatan Terlarang Bagi Para Pria Saat Bercinta
-
Jumat,21/03/2014 19:01 WIB
Ingin Dapatkan Orgasme Terbaik? Begini Metodenya
-
Jumat,21/03/2014 18:45 WIB
Sudah 2 Bulan Menikah Tapi Ms V Selalu Berdarah Saat Bercinta
-
Jumat,21/03/2014 18:30 WIB
Kebiasaan Merokok Bikin Patah Tulang Lebih Susah Sembuh
-
Jumat,21/03/2014 18:00 WIB
5 Karbohidrat Terbaik untuk Diet dan Turunkan Berat Badan
-
Jumat, 21/03/2014 19:30 WIB
10 Kegiatan Terlarang Bagi Para Pria Saat Bercinta
-
Jumat, 21/03/2014 19:01 WIB
Ingin Dapatkan Orgasme Terbaik? Begini Metodenya
-
Jumat, 21/03/2014 20:00 WIB
Tak Hanya TV, Anak yang Habiskan Waktu Main Gadget Gampang Emosi
-
Jumat, 21/03/2014 18:45 WIB
Sudah 2 Bulan Menikah Tapi Ms V Selalu Berdarah Saat Bercinta
-
Jumat, 21/03/2014 18:00 WIB
5 Karbohidrat Terbaik untuk Diet dan Turunkan Berat Badan
-
Jumat, 21/03/2014 16:44 WIB
Kanker Tenggorokan Akibat Rokok dan Seks Oral, Ini Bedanya
-
Jumat, 21/03/2014 17:30 WIB
Waspada, 5 Hal Ini Paling Sering Bikin Kecanduan
-
Jumat, 21/03/2014 15:59 WIB
Wanita-wanita yang Bentuk Payudaranya Jadi Aneh Usai Operasi
-
Jumat, 21/03/2014 16:30 WIB
Ajaib! Bayi Ini Selamat Usai Terpental Sejauh 3 M Saat Ibu Ditabrak Truk
-
Jumat, 21/03/2014 18:30 WIB
Kebiasaan Merokok Bikin Patah Tulang Lebih Susah Sembuh
Kalkulator Sehat
indeks »
-
Kalkulator Seks
Berapa Kali Anda Pernah Berhubungan Seks?
-
Kalkulator Lama Berhubungan Seks
Berapa Durasi Rata-rata Ketika Berhubungan Seks?
-
Kalkulator Masa Subur
Kapan Perkiraan Masa Paling Subur Anda?
Must Read
close
-
Jumat, 21/03/2014 10:02 WIB
Mereka yang Menyadari Berharganya Keperawanan dan Lantas Melelangnya
-
Jumat, 21/03/2014 09:30 WIB
Orgasme Kering, Saat Ejakulasi Pria Tak Disertai Keluarnya Air Mani
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2014 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer
2 komentar: