Jumat, 21 Maret 2014

KOSTIKOSTEROID

Informasi di blog ini hanyalah sekedar untuk tujuan informatif yang bersifat umum, Silahkan konsultasikan penyakit dan keluhan kesehatan Anda kepada ahlinya

MENGENAL OBAT KORTIKOSTEROID



Obat-obat golongan kortikosteroid seperti prednison, dexametason dan hydrocortisone memiliki potensi efek terapi yang cukup ampuh dalam pengobatan berbagai penyakit seperti asma, lupus, rheumatoid arthritis dan berbagai kasus inflamasi lainnya. Tapi kortiko steroid juga memiliki berbagai efek samping yang gak ngenakin, oleh karena itu sebelum menggunakan kortikosteroid apalagi dalam jangka waktu lama dan dosis tinggi sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter anda.

Bagaimana Kortikosteroid bekerja?
Obat golongan kortikosteroid sebenarnya memiliki efek yang sama dengan hormon cortisone dan hydrocortisone yang diproduksi oleh kelenjar adrenal, kelenjar ini berada tepat diatas ginjal kita (lihat gambar). Dengan efek yang sama bahkan berlipat ganda maka kortikosteroid sanggup mereduksi sistem imun (kekebalan tubuh) dan inflamasi, makanya kalo orang dengan penyakit-penyakit yang terjadi karena proses dasar inflamasi seperti rheumatoid arthritis, gout arthritis (asam urat) danalergi gejalanya bisa lebih ringan setelah pemberian kortikosteroid.



Efek Samping Kortikosteroid

Sampai saat ini ratusan produk kortikosteroid tersedia di pasaran. Layaknya obat lainnya, kortikosteroid juga beresiko menimbulkan efek samping yang tidak diharapkan, bahkan beberapa efek sampingnya dapat menimbulkan masalah kesehatan yang cukup serius. Ketika anda mengetahui efek samping yang mungkin terjadi dari obat ini, diharapkan anda bisa mengambil langkah untuk mengontrolnya.

1. Efek samping jangka pendek

  • Peningkatan tekanan cairan di mata (glaukoma)
  • Retensi cairan, menyebabkan pembengkakan di tungkai.
  • Peningkatan tekanan darah
  • Peningkatan deposit lemak di perut, wajah dan leher bagian belakang *orangnya jadi tambah tembem*


2. Efek samping jangka panjang.
  • Katarak
  • Penurunan kalsium tulang yang menyebabkan osteoporosis dan tulang rapuh sehingga mudah patah.
  • Menurunkan produksi hormon oleh kelenjar adrenal
  • Menstruasi tidak teratur
  • Mudah terinfeksi
  • Penyembuhan luka yang lama

Artikel Terkait

2 komentar:

  1. mantab gan,benar ente
    Balas
  2. Ibu ane gan betaun2 minum dexametasone,.skrg jarinya abis di potong dokter,.kasusnya kyk diabetes infeksi luka lama sembuh,dari 10jari kaki skrg cuma tgl sisa 7 lagi
    Balas

Arsip

Dengan memasukan alamat email dibawah ini, berarti anda akan dapat kiriman artikel terbaru di inbox anda:

Delivered by FeedBurner
Related Posts with Thumbnails

 

 

 

 

 

Obat bisa bikin keropos tulang ?

6 11 2008
rematikBeberapa waktu lalu cukup gencar diberitakan adanya produsen jamu yang mencampur jamunya dengan obat-obat sintetik, salah satunya dengan deksametason. Obat ini ditemukan banyak dicampurkan pada jamu anti rematik. Jelas saja jamunya jadi manjur, karena deksametason adalah obat golongan kortikosteroid yang berefek sebagai obat anti radang. Tapi pernahkah Anda mendengar tentang efek samping obat-obat golongan kortikosteroid jika digunakan dalam jangka waktu lama seperti pada umumnya orang minum jamu? Keropos tulang atau osteoporosis adalah salah satu saja dari efek sampingnya yang banyak..
Obat golongan kortikosteroid termasuk golongan obat yang penting dalam dunia pengobatan, karena memiliki aksi farmakologi yang luas, sehingga sering digunakan dalam berbagai penyakit, sampai-sampai ada yang menyebutnya obat dewa, obat segala penyakit. Tapi di sisi lain, karena tempat aksinya luas, efek sampingnya pun luas dan tidak kurang berbahayanya. Penasaran kan tentang kortikosteroid ? Apaan tuh ? Apa saja yang termasuk obat kortikostroid ?
Kortikosteroid adalah suatu hormon yang dibuat oleh bagian korteks (luar) dari kelenjar adrenal. Hormon ini memiliki dua efek utama yang disebut efek glukokortikoid dan efek mineralokortikoid. Efek glukokortikoid antara lain :
  1. meningkatkan glukoneogenesis, yaitu pembentukan glukosa dari protein,  sehingga beresiko meningkatkan kadar gula darah. Karena itu, orang dengan resiko diabetes dapat mengalami kenaikan kadar gula darah yang nyata.
  2. efek katabolik, yaitu mengurai protein sehingga mengurangi pembentukan protein, termasuk protein yang diperlukan untuk pembentukan tulang. Akibatnya terjadi osteoporosis atau keropos tulang, karena matriks protein tulang menyusut. Efek ini juga menyebabkan gangguan pertumbuhan jika digunakan pada anak-anak dalam jangka waktu lama.
  3. mempengaruhi metabolisme lemak tubuh dan distribusinya, sehingga menyebabkan pertambahan lemak di bagian-bagian tertentu tubuh, yaitu di wajah (jadi membulat), bahu, dan perut.
  4. mengurangi menghambat proses radang, sehingga merupakan obat pilihan berbagai penyakit peradangan,
  5. menurunkan fungsi jaringan limfa sehingga menyebabkan berkurangnya dan mengecilnya sel limfosit. Efek ini menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh atau imunosupresan.Sedangkan efek mineralokortikoid utamanya adalah mengatur keseimbangan garam mineral dan air dalam tubuh.
Obat-obat kortikosteroid adalah senyawa-senyawa hasil sintesis yang struktur kimianya menyerupai hormon steroid alami. Dengan modifikasi pada struktur kimianya, potensinya dapat ditingkatkan sampai beberapa kali lipat dari senyawa alaminya. Yang termasuk obat kortikosteroid antara lain : hidrokortison, deksametason, betametason, beklometason, dll. Mekanisme aksinya mirip satu sama lain, tetapi mereka berbeda dalam potensi dan lama aksinya.
Apa saja penggunaan obat kortikosteroid ? Obat golongan kortikosteroid utamanya digunakan untuk mengatasi radang, apapun penyebab radangnya dan di manapun lokasinya. Beberapa penyakit peradangan yang kerap diobati dengan kortikosteroid adalah asma, radang rematik, radang usus, radang ginjal, radang mata, dll. Selain itu, obat ini juga digunakan pada penyakit gangguan sistem kekebalan tubuh, seperti berbagai jenis alergi, dan lupus. Dengan sifatnya yang menurunkan sistem kekebalan, kortikosteroid juga dapat digunakan untuk pasien yang baru menjalani transplantasi organ untuk mencegah reaksi penolakan tubuh terhadap organ yang dicangkokkan.   Obat ini bahkan digunakan juga pada pasien kanker, yaitu untuk mencegah mual dan muntah akibat kemoterapi, juga pada terapi kanker itu sendiri sebagai terapi pendukung kemoterapi. Kortikosteroid juga digunakan untuk ibu hamil yang memiliki resiko melahirkan prematur, yaitu untuk mematangkan paru-paru janin, sehingga jika harus lahir prematur paru-paru bayi sudah cukup kuat dan bekerja dengan baik.
Begitu banyaknya penggunaan kortikosteroid. Dalam beberapa kasus, kortikosteroid merupakan satu-satunya pilihan obat terbaik, sehingga mau tidak mau harus digunakan. Di sisi lain, efek sampingnya cukup luas, antara lain : meningkatkan resiko diabetes, osteoporosis, menghambat pertumbuhan anak-anak, menyebabkan gemuk pada bagian tubuh tertentu (wajah, bahu, perut), menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah terkena infeksi, meningkatkan resiko hipertensi karena menahan garam di dalam tubuh, menyebabkan gangguan lambung (perdarahan lambung), dll. Namun efek samping ini umumnya baru muncul pada penggunaan yang cukup lama (lebih dari sebulan secara rutin). Untuk itu, yang perlu diperhatikan adalah cara penggunaan yang tepat. Artikel ini tidak bermaksud menakut-nakuti pembaca untuk menggunakan obat kortikosteroid, tetapi mengajak untuk mengenal dan dapat menggunakannya dengan benar. Beberapa cara untuk mensiasati efek samping yang mungkin timbul antara lain :
  1. bagi pasien dengan resiko diabetes, kurangi asupan gula/karbohidrat
  2. untuk mengurangi resiko osteoporosis, tambahlah suplemen Calcium dan Vitamin D
  3. untuk mengurangi resiko hipertensi, kurangi asupan garam dalam makanan
  4. untuk mengurangi kegemukan, bisa dilakukan diet yang sesuai
  5. untuk menghindari terjadinya infeksi, hindarkan diri dari lingkungan hidup yang kotor dan polusi. Tambahkan suplemen makanan untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
  6. untuk menghindari gangguan lambung, minumlah obat ini setelah makan atau bersama snack, jangan pada saat perut kosong.
Obat kortikosteroid menurut aturannya hanya dapat diperoleh dengan resep dokter, kecuali yang berbentuk salep. Jika Anda mendapat resep dokter yang berisi kortikosteroid, pastikan Anda mengetahui informasi-informasi yang diperlukan tentang obat ini dan gunakan sesuai dengan petunjuk dokter. Pada penggunaan jangka panjang pada penyakit kronis yang diterapi dengan kortikosteroid, penggunaan obat tidak boleh dihentikan secara mendadak karena akan mengganggu adaptasi tubuh. Penghentian harus perlahan-lahan dengan dosis yang makin lama makin berkurang. Mengapa demikian ? Karena selama penggunaan kortikosteroid dari luar, produksi hormon ini secara alami dari tubuh akan terhenti, maka jika penggunaan dari luar tiba-tiba dihentikan, tubuh akan kekurangan hormon ini secara normal dan akan terjadi reaksi-reaksi yang tidak diinginkan.










Kortikosteroid, Anti Radang dan Penekan Sistem kekebalan Tubuh

Putro Agus Harnowo - detikHealth
Jumat, 09/09/2011 09:52 WIB
Halaman 1 dari 4
(Foto: thinkstock)
Jakarta, Deskripsi

Tubuh secara alami memproduksi hormon kortison yang diperlukan untuk mempertahankan kesehatan. Jika tubuh tidak menghasilkan cukup hormon kortison, dokter mungkin meresepkan obat ini untuk membantu tubuh mendapat asupan hormon tersebut.

Kortikosteroid umumnya digunakan untuk mengurangi pembengkakan, kemerahan, gatal, dan reaksi alergi. Seringkali digunakan untuk mengobati sejumlah penyakit yang berbeda, seperti alergi parah, masalah kulit, asma, dan artritis. Kortikosteroid juga dapat digunakan untuk kondisi lain seperti yang ditentukan oleh dokter.

Kortikosteroid merupakan obat yang sangat kuat. Selain dapat membantu mengobati masalah kesehatan, efek sampingnya juga dapat sangat serius. Meminum obat ini dapat menimbulkan masalah jika mengkonsumsi lebih banyak dari yang dibutuhkan oleh tubuh. Obat ini hanya tersedia dengan resep dokter.

Meskipun tidak termasuk dalam label produk, beberapa kortikosteroid digunakan pada pasien tertentu dengan kondisi medis berikut:

1. Palsy Bell, adalah bentuk kelumpuhan wajah akibat disfungsi saraf kranial VII (nervus facialis) yang mengakibatkan ketidakmampuan mengontrol otot-otot wajah pada sisi yang terkena.

2. Croup pada anak-anak. Croup adalah suatu kondisi gangguan pernapasan yang biasanya dipicu oleh infeksi virus akut pada saluran napas atas. Infeksi menyebabkan pembengkakan di dalam tenggorokan, yang mengganggu pernapasan normal dan menghasilkan gejala-gejala klasik batuk "menggonggong", dan suara serak.Next

Halaman 1 2 3 4
(ir/ir)

Ingin Mendapatkan Rp 500,000 dari detikHealth ? Ceritakan Pengalaman Dietmu di Sini
Browser anda tidak mendukung iFrame


Artikel detikHealth juga bisa dibaca melalui aplikasi detikcom untuk Android, BlackBerry, iPhone, iPad & Windows Phone. Install sekarang!





 atau daftar untuk mengirim komentar
Tampilkan Komentar di:        


Kalkulator Sehat indeks »
Database Dokter Obat Penyakit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Vistanaya Ocha On Air