Home > BERBAGI CERITA MISTERI >
MISTERI KEMATIAN NIKE ARDILA
![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]()
Adalah seorang George Quinn,
Dekan dari Fakultas Studi Asia di Universitas National Australia. Quinn
melakukan penelitian tentang kebiasaan orang Jawa yang melakukan
ziarah. Dan penghormatan biasanya dilakukan masyarakat Jawa kepada para
orang suci muslim seperti Wali Songo. Dan melihat penghormatan dan
banyak bukti-bukti, hanya Nike Ardilla tokoh yang lahir di kebudayaan
pop yang memiliki atau mempunyai penghormatan setara dengan para Wali
Songo tersebut yang lahir di kebudayaan Gamelan. Setiap tahun bahkan
sampai 15 tahun wafatnya Nike Ardilla.
Ribuan
bahkan jutaan orang telah melakukan ziarah baik itu sehari-hari atau
setiap tanggal kematiannya dan tanggal kelahirannya Nike Ardilla. Maka
dengan hal tersebut dapatlah di sebutkan kalau hanya Nike Ardilla yang
menjadi bukti kegemilangan budaya pop. Dimana semenjak awal kariernya
gambar Nike menghiasi ruang publik, baik itu kafe, bus, tv, sekolah,
dll. Bahkan setelah kematiannya pun nama Nike Ardilla masih mengisi
ruang-ruang publik buktinya, tempat-tempat suci didirikan seolah-olah
mentasbihkan kalau Nike Ardilla adalah pahlawan dan tokoh baru di zaman
ini, Nike Ardilla resto and Gallery dibangun untuk mengenang tokoh
paling bersinar abad ini di Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan.
Bagaikan musium, makamnya selalu ramai dikunjungi semua kalangan. Tidak
salah lah kalau George Quinn mentasbihkan Nike Ardilla setara dengan
Para wali. 15 tahun kematiannya masih mampu mengisi ruang-ruang publik
hingga saat ini
Pengaruh
Tak lama setelah kematianya nama Nike Ardilla justru menjulang. Publik masih terus membicarakan Nike Ardilla. Majalah Asia Week menafsirkan Nike dalam sebuah kalimat satir “In Dead She Soared” atau “Dalam Kematian Dia Bersinar”. Setiap tahunnya ribuan penggemar yang tergabung dalam Nike Ardilla Fansclub melakukan
ritual khusus pada tanggal 19 Maret dan 27 Desember yaitu berziarah ke
makam dan mengadakan acara mengenang Nike seperti memutarkan film-film
Nike dan menyanyikan lagu-lagu Nike di Bandung, tempat kelahiran dan
tempat berpulangnya Nike. Sebuah museum juga didirikan di Jalan Soekarno-Hatta, Bandung.
Semua barang-barang Nike tersimpan disana, seperti pakaian yang
dikenakannya saat kejadian dan replika kamar Nike Ardilla. Selain itu,
hampir semua album rekaman
lagu-lagu Nike berhasil memperoleh penghargaan, terutama dari segi
penjualan. Dalam rentang waktu yang relatif pendek, dia berhasil
mengembangkan demikian jauh popularitas dan fanatisme penggemarnya
bahkan melampaui apa yang diperoleh penyanyi terkenal yang sudah
berkiprah puluhan tahun di dunianya.
Malam minggu di Bandung .
Nike
pukul 23.00 pamit pada mereka berdua. Sang ayah yang sudah biasa
melihat Nike keluar malam, tak pernah keberatan lagi. “Ya biasa, anak
muda” ujarnya lirih. Hanya sejak beberapa bulan lalu, Nike sering
meminta maaf atas segala kesalahannya. “Nike minta maaf, karena saya ada
salah” ucap Nike, seperti ditirukan ayahnya. Kedua orang tuanya pun
bingung., karena tidak merasa putri bungsunya itu berbuat salah pada
mereka.
Petugas dari
Polres Bandung Tengah, sertu sudarta, yang menangani kecelakaan nike
ardila, mengatakan tidak menemukan obat terlarang atau minuman keras di
mobil yang dikendarai Nike.
Polisi
tanggap terhadap berbagai suara di masyarakat tentang kecelakaan
tersebut. Kapolwitabes Bandung, Kolonel Pol. Drs. Didi Widayadi
mengatakan agar orang tidak menduga macam-macam atas kematian penyanyi
Nike Ardila. Berdasar penyelidikan polisi, kematian artis tersebut
disebabkan kecelakaan tunggal artinya, kematian Nike karena kecelakaan
diri sendiri yang menyebabkan kematian orang itu.
“Sederhananya,
Nike menabrak kemudian meninggal,” kata Didi Widayadi, kepada wartawan
di sela-sela acara peringatan hari ulang tahun sekolah Staf dan Pimpinan
(Sespim) Polri di Lembang Bandung, Senin (20/3).
“Dalam tas Nike hanya ditemukan sejumlah kosmetik dan pembalut wanita,” ujar Sertu Sudarta.
Selasa
21 Maret lalu, sebenarnya Nike shooting video klip versi lain lagu
Sandiwara Cinta dengan Broadcast Design Indonesia. Album terbarunya itu
yang masih dibawah garapan si tangan dingin Deddy Dores baru beredar.
Malah Rabu besoknya, ia (Nike) semula akan menuju Malaysia untuk
menerima penghargaan untuk albumnya yang laris disana.
Mampir
sebentar mengantar Ari & Eddy ke penginapan mereka di Hotel
Jayakarta. Nike dan Atun lalu ke rumah makan Kintamani di Jl. Lombok dan
pulang menjelang pagi. Karena letak rumah makan Kintamani dengan tempat
kejadian tak jauh, jelas bahwa Nike sudah tancap gas sejak berangkat.
Menyusuri
JL. Riau (kini Jl. RE. Martadinata) berkecepatan sekitar 100 km/jam
dipagi hari sekitar pukul 06.00, mobil biru metalik Nike bernomor polisi
D – 27 – AK oleng, lalu menabrak pagar dan bak sampah sebuah rumah.
Nike yang tak memakai sabuk pengaman, pecah seketika kepalanya dengan
kedua tangannya ke atas seolah ingin menutup wajahnya dari pecahan kaca.
Dengan darah terus bercucuran dari kepala dan telinganya. Nike tewas
saat itu juga!
Di tas Nike
yang malam itu memakai t-shirt merah, celana jins biru dan sepatu kets
merah, ditemukan agenda pribadi, hp, kosmetik dan topi.
Hari kematian…
Setelah
divisum luar di RS. Hasan Sadikin dan disemayamkan di rumah duka Jl.
Parakan Saat No.37 Minggu siang lalu (19/03) Nike dikebumikan di Desa
Imbanegara, Kabupaten Ciamis, 180 km timur Bandung.
Kusnadi
Ayah Nike Ardilla saat itu berusah melayani setiap tamunya yang hendak
memberikan belasungkawa atas meninggalnya nike. Kata Kusnadi, rencananya
Nike Ardilla akan masuk pondok pesantren di Tasikmalaya, tanggal 20
maret 1995. Namun sebelum niat itu terlaksana, Nike sudah dipanggil
Tuhan.
Ada
desas-desus yang meyakini kematian tak wajarnya merupakan buah dari
pembunuhan yang direkayasa. Konon, sebelum mobil berpelat D 27 AK
menabrak pagar beton bak sampah, ada sebuah mobil yang berjalan sangat
pelan di depannya. Ketika hendak menyalip, mendadak muncul mobil Taft
dari arah berlawanan. Kasus ini akhirnya kembali dikait-kaitkan dengan
pembunuhan terrencana yang melibatkan tokoh-tokoh penting di
belakangnya. Kisah sabotase juga dicuatkan oleh kondisi ban mobil Nike
yang lebih kecil dari ukuran standar. Hal ini diduga telah di-setting
oleh pihak tertentu.
Waktu
meninggalnya pun simpang siur. Ada yang menganggap, Nike mengalami
kecelakaan pukul 3 dini hari. Namun ada pula yang menyebutkan Nike
mengalami tabrakan menjelang pukul 6 pagi. Beberapa saksi mata
menyebutkan, Nike meninggal di tempat kejadian perkara. Namun, banyak
pula yang mengklaim kematian itu terjadi setelah Nike yang mengalami
luka di kepala dan dada berhasil mendapat pertolongan di rumah sakit.
Kesimpangsiuran
kematian Nike membuat kontroversi semakin runcing. Media-media
menurunkan beritanya sebagai headline. Asia Week sampai menyebutnya ‘In
Dead She Soared’. Beberapa tabloid mencapai tiras tertinggi setelah
mengulas tragisnya sang bintang yang mati muda.
Gilanya, mobil yang ditumpangi saat kecelakaan pun dilelang dan ditebus seorang penggemar dengan angka 100 juta. Sebuah nominal yang amat tinggi pada zamannya. Dan, yang membuat nama Nike benar-benar layak dianggap sebagai bintang, lahirlah Nika Ardila fans club yang setia menziarahi makamnya tepat saat ulang tahun dan hari kematian. Bahkan, 19 Maret 2010 lalu, pada peringatan 16 tahun kematian penyanyi Mama Aku Ingin Pulang ini, penggemar yang datang dari luar negeri pun masih rela mendoakan dan menyambangi rumah abadinya.
Ya,
meski mati muda, Nike masih berjaya. Sepanjang kariernya yang singkat,
ia telah membukuka total menjualan album lebih dari 25 juta keping.
Video klip Sandiwara Cinta merupakan videoklip terakhir yang
dibintanginya. Oleh Rizal Mantovani, sang sutradara, klip yang digarap
10 hari sebelum kematiannya, dijadikan video dukumenter.
Yang
menarik..Nike selalu mengadu kepada Tuhan. Dari situ bisa diketahui, si
Neng sebetulnya ingin selalu berada dekat dengan Tuhan.Ini sejalan
dengan ucapan Ny.Nining,ibunda Nike, “ Si Neng itu taat sembahyang”
Ketika
di wawancarai di bilik penginapannya di Malaysia di penghujung 1994,
Nike ardilla belum puas atas semua kesuksesannya. Dia berhasrat
mendirikan sebuah sekolah agama (pesantren Nur Ardilla) selain juga
mengikuti les Bahasa Inggris dan Jepang. Pada ketika itu Nike baru 3
bulan mengikuti kursus Publick Relation, yg diharap dpt menjadi aset
mewujudkan kedekatannya dgn penggemar. Dia juga berandai-andai ingin
menjadi menteri meski ia tergolong artis mewah. “Saya ingin menjadi
menteri yg ada kaitannya dgn masyarakat. Tidak salahkan artis punya
cita-cita begitu kerana ia katakan terbanglah jika kita tidak sampai ke
bulan paling tidak kita akan terjatuh diantara bintang-bintang,
pertahankan ” katanya.
Dlm
kesibukannya sbg artis sebisa mungkin dia mahu menjaga sholat lima
waktu. Ketika promosi peluncuran album Duri terlindung, seharusnya
bermula jam 3 petang tapi dilewatkan ke jam 3.30 kerana Nike mau Sholat
Djuhur dulu. Ini disebabkan pesawat yg ditumpangi Nike dari Singapura
terlambat tiba. Suatu ketika setelah selesai memberikan sepatah kata,
Nike bertanya pada penulis dimana letaknya Surau. Ketakwaannya itu jelas
kerana sehelai sejadah yg senantiasa dibawanya.
Hidup
dan mati seseorang pada kuasa Allah, semua yang hidup pasti akan
kembali kpd sang penciptanya,di balik kejadian dan di balik musibah itu
ada hikmah yang mendalam,mungkin saja Alloh itu sayang kepada Almh Nike
dan pada saat kejadiaan yang yang merengut nyawanya itu sudah takdir
dari Allah, Almh Nike sedang mencari rizki untuk keluarganya walaupun
melalui jalan YANG HARAM yaitu menjadi artis mendedah aurat, namun Tuhan
bekendak lain di tahun 1995 Almh harus pergi untuk selamnya, mestinya
kita mendoakan beliau dengan ikhlas dan memaafkan segala
kesalahannya,justru fitnah itu sangat kejam dari pada pembunuhan
Majalah
Forum Keadilan pernah mewawancarai Nike beberapa bulan sebelum
peristiwa tragis itu terjadi. Nike ditemui disela-sela syuting sinetron
Trauma Marisa di Bilangan Utan Kayu, Jakarta Timur.
Waktu itu wajah Nike nampak pucat dan suaranya serak. Katanya ia sedang flu dan sariawan.
Sri Raharti dari majalah Forum dalam awal pertanyaannya adalah sekitar hobby Keke ke diskotik.
Nike menjawab bahwa orang-orang yang mengatakannya itu adalah sirik saja. “Mentang-mentang Keke artis, terus Keke gak boleh main ke disko? Gue kan masih muda,” kilahnya
.
Nike menolak tuduhan kalau ia pergi ke disko hampir tiap malam. Paling kalau lagi suntuk, stress sehabis syuting, ia main ke diskotik. “Buat ngilangin stress dan ketemu teman. Pokoknya cari suasana lain, Gue nggak munafik,” kata Nike.
Keke
menjelaskan tentang suaranya nggak bagus lagi,gara-gara banyak merokok
dan suka teler. Waktu ia manggung di Surabaya, dimana ia lagi batuk,
jadi suaranya serak
.
Tadinya ia mau menunda konser itu, tapi sudah kepalang dijual karcisnya, jadi terpaksa keke nyanyi. Memang suaranya nggak bagus, tapi bukan karena teler. “Enak saja orang bicara. Kalau Nike suka merokok, lantas dianggap melanggar hukum. Artis lain juga suka minum, merokok, kok nggak diomongin?”tangkisnya.
Hanya Tuhan Yang Tahu
![]()
Soal
tidak pernah menjelaskan hal ini, Nike menganggap tidak perlu. Biarin
orang bicara. “Yang tahu bagus jeleknya Keke, Cuma Tuhan. Soal
orang-orang ngomongin yang nggak-nggak, emangnya Keke pikirin?”katanya.
Nike merasa tidak terganggu dengan omongan itu, apalagi dengan karirnya.
Buktinya tawaran sinetron tetap banyak. Dalam sinetron, Keke selalu
mendapatkan peran sebagai orang yang baik. “Kali tampang gue tanpa
dosa,” komentarnya terkekeh-kekeh.
![]() Gaya Nike yang dianggap Vulgar
Menyinggung
tentang gaya Keke di majalah Utusan Radio dan TV Malaysia (URTV)
dianggap terlalu vulgar, Nike berkomentar, bahwa ia nggak begitu
mengerti tentang tuduhan itu. Menurut Nike baju yang dipakai itu
biasa-biasa saja. Nike pakai celana pendek. Biasanya juga kalau lagi
show, Nike suka pakai kostum semacam itu. “Masa gara-gara pakai baju
itu,saya terus dibilang Bom-Sex, ih.amit-amit!.”
Adapun
banyak pose Keke yang nada berani di beberapa majalah,ia balik
bertanya. “Memangnya nggak boleh? Namanya juga anak muda. Keke kan
model, jadi harus professional. Kalau kita punya badan bagus kan wajar
ingin menampilkannya sama orang lain. Kayak Marilyn Moenroe gitu,
ha…ha…ha …,” katanya terbahak.
Keke
memang suka banget dengan Marilyn Moenroe, bintang terkenal Hollywood
yang tewas menenggak pil tidur berlebihan, ketika ia dalam puncak
ketenarannya.
Dia menjadi idola Keke, sampai poster-posternya menyolok menghiasi kamar tidur Keke. Nike tidak pusing atas keberatan dari orang-orang karena pose-posenya tubuhnya yang dianggap menyolok . Malahan katanya, itu lebih bagus, sebab sudah lama ia tidak diomongin orang.
Pokoknya,ia katanya
sudah bekerja keras dan bagus,juga nggak merugikan orang lain. Hasil
yang didapat Nike dari karya-karyanya itu, ia belikan tanah dan mobil,
ada juga tabungan. Yang menangani manajemen kegiatannya adalah ayahnya
sendiri. Maunya Nike mencari manajer yang seperti di luar negeri. Tapi
di Indonesia, nggak ada manajer kayak gitu katanya. “Kita yang kerja
keras, mereka malah nyomotin hasilnya.”
Kalau karya-karya Nike sudah tidak laku lagi,berarti ia tidak popular lagi.Bila sudah demikian maka Nike akan kawin saja.
Sebenarnya
Keke ingin sekolah lagi. “Maunya ngambil jurusan hukum, tapi katanya
susah. Malah ada temen Keke yang saking kesalnya ngapalin buku, terus
buku itu dibakar,hahahahhaha.”
Mestinya
kita menggenang kebaikkannya juga jiwa sosial yang sangat tinggi karena
baiknya juga ketulusannya Almh di panggil Allah karena Allah sayang
kepadanya.
biarkan nike
beristirahat dengan tenang. cukuplah kita mengenang akan semua
kebaikannya dan berdo’a untukny semoga Allah memberi tempat terbaik di
sisiNya. amin…!!!
Selamat jalan teman…damai selalu bersamamu.
.
ATUN KAWAN AKRAB NIKE ARDILA
![]()
Atun
sebagai puteri bungsu (ketujuh) dari Suranto (54) dan Letda I Pol.
Marsinem (52) adalah berangkat dari keluarga sederhana dan badannya
subur. Selintas mirip Atun-nya sinetron Si Doel Anak sekolahan. Bukan
saja badannya kayak cowok, namun suaranya berat seperti cowok.
Tempat
tinggal Atun tak jauh dari Nike.. la hidup numpang di rumah kakaknya di
Flat Sarijadi elok D lantai 2 No. 92, Bandung.Nike sering main di
rumahnya Atun. Atun dan Nike memang seakan tak bisa dipisahkan. Sehingga
wajar saja kalau banyak kenangan yang tentu sulit dilupakan Atun.
Kalau Nike pulang dari luar negeri, ia selalu membawa oleh-oleh buat Atun, seperti: parfum, pakaian, sepatu atau jam tangan.
Semua pemberian Nike itu masih disimpan baik, sebagai bukti kesetiaan persahabatan mereka. Semua hadiah itu tak pernah diminta Atun, Nike sendiri yang dengan ikhlas memberinya. Sejak jadi sekretaris pribadi Nike, pendapatan Atun cukup lumayan, meskipun ia tidak digaji tetap. “Waktu lebaran Atun diberikan uang sebesar Rp.600.000,” ungkap Atun.
Atun
baru tahu kalau Nike telah meninggal dunia, dua hari setelah peristiwa
itu terjadi. Yang memberitahu justru fans Nike, bukan dari keluarganya
atau keluarga Nike. Mereka berusaha untuk menyimpan rahasia itu sampai
Atun sehat benar. Mendengar berita ia kaget dan seakan tidak percaya.
Lalu ia menangis.
ATUN: “UNTUNG SAYA TIDAK KEHILANGAN IDENTITAS”
Sosok Sofiatun Wahyuni atau Atun,yang beberapa tahun lalu ( Thn.1995-an),selalu
diuber uber wartawan.Atun jadi terasa “mahal” kala itu,karena ialah
orang terakhir bersama Nike,sebelum Honda Genio D 27 Ak yang mereka
tumpangi menamatkan hidup Nike.Waktu itu Atun yang jadi asisten pribadi
almarhumah.
“Banyak wartawan yang cuman mengarang
cerita bohong demi kenaikan oplah .Bahkan foto orang lain pun dipasang di cover dan dinyatakan diri saya.Yang benar saja,” kenang Atun sinis.
Dimana Atun sekarang dan jadi apa setelah Nike “sang patron” sudah tak ada?
Gadis asal Yogyakarta bertubuh gemuk ini,memang masih tinggal di Bandung.Tapi hidupnya banyak berubah sejak 19 Maret 1995.” Saya sekarang belajar fotografi di jalan Riau,”Atun memberi tahu.Jelas sudah tak ada wartawan yang mencerewetinya dan tak ada lagi fotonya di media cetak. Sepertinya Atun punya “harga” ketika berita mengenai Nike masih laku dijual,dan tidak diperdulikan ketika ada berita lain yang lebih hangat.
Menyesalkah
Atun? ” Menyesal sih tidak,”jawab Atun dengan suara yang berat.Atun
hanya mengherankan ketidak etisan banyak orang. “Sekarang saya tidak
mengharap dianggap penting,cuma mengapa dulu mereka tega betul memburu
saya tanpa memikirkan perasaan saya?” Atun mencoba menguraikan isi
hatinya.Padahal dulu,Atun mengalami guncangan hebat.
Pertama,ia mengalami luka fisik dan baru selesai dirawat di RS.Santo Yusuf.Kedua,Atun masih belum percaya sahabatnya sudah meninggal dengan cara yang demikian tragis.Dalam kondisi selemah itu,Atun dikejar dan kemudian,karena banyak yang tak dapat menemuinya,Atun terpaksa harus membaca berita miring mengenai Nike yang dikaitkan dengan dirinya.
Meski
banyak yang hingga kini tak berkenan dihatinya sehubungan dengan cara
orang orang menghadapi kematian Nike,Atun Cuma bisa pasrah. “Untung saya
tidak sampai kehilangan identitas,meski nama saya selalu diidentikan
dengan nama Nike.Waktu itu seolah saya ada karena Nike.Padahal saya kan
saya,punya kelebihan dan kekurangannya sendiri,” urai Atun.
Diluar keinginan dan tekadnya untuk mandiri sebagai Atun yang bukan sekedar orang terakhir di samping Nike,Atun mengakui peran besar Nike dalam dirinya.
“Susah membayangkan bagaimana Nike artis yang cantik
dan laris,mau berteman dengan saya yang bukan dari golongannya. Itulah kelebihan Nike:baik hati. Apa sih yang ngak dia kasih ke saya dan teman teman, meski kita nggak pernah minta?” tutur Atun.
Sekian lama bersahabat,baik Atun dan Nike tahu betul perangai masing masing.
Menurut
Alan sang Abang kandung Nike, semasa hidup Nike tergolong tipe orang
dewasa. Padahal umurnya di bawah saya. Malah bisa dibilang dia itu lebih
dewasa dari saya. Mungkin ini karena dia bergaul dengan banyak orang.
Nike juga sering mengajarkan saya bersosialisasi. Baru setelah dia
meninggal, saya menyadari ilmu yang diajarkan itu ternyata sangat
berguna, papar Alan. Di mata sang ibunda, Nike tergolong anak
yang sangat manja. Maklumlah ia anak bungsu dan satu-satunya anak
perempuan. Saking manjanya, walau sudah cukup dewasa, Nike tidur bersama
kedua orangtuanya. Nike juga tipikal gadis pemurah. Kepada siapapun ia sering memberi. Apalagi pada orangtuanya
![]()
.
Kematian
Pada
tanggal 19 Maret 1995, kurang lebih pukul 06.15 pagi Nike Ardilla tewas
dalam sebuah kecelakaan tunggal. Mobil Honda Civic berwarna biru
metalik plat D 27 AK menabrak pagar beton bak sampah di jalan RE.
Martadinata. Diperkirakan Nike tewas seketika, tetapi saksi yang berada
disekitar lokasi kecelakan menuturkan Nike belum meninggal saat
kejadian, baru dalam perjalanan ke rumah sakit Nike meninggal. Nike
mengalami luka parah di kepala dan memar-memar di dadanya.
Nike
yang saat itu bersama manajernya, Sofiatun, baru saja kembali dari
diskotik Polo. Isu-isu negatif seputar kematiannya berkembang
diantaranya menyebutkan bahwa Nike mengendarai mobil dengan keadaan
mabuk, tapi kemudian kabar itu dibantah keras oleh pihak keluarga dan
saksi kunci kecelakaan itu. Sofiatun mengatakan Nike hanya meminum
orange jus.
Hasil
visum polisi menyebutkan tidak menemukan kadar alkohol dalam tubuh
Nike. Laporan resmi mengatakan bahwa waktu kejadian adalah pukul 06.15
pagi. Nike Ardilla dimakamkan pada sore itu juga, diantar oleh ribuan
penggemarnya beserta para artis ibukota. Kematiannya menghebohkan dunia
hiburan Indonesia, ditangisi para fans yang sampai beberapa hari setelah
kematiannya masih setia berada di kediaman Nike Ardilla.
Sabtu, 04 Juli 2009SELESAIKAH KASUS BINTANG?
Selain
menuntaskan kasus kecelakaan yang dialami almarhumah Nike Ardilla,pihak
kepolisian dan kejaksaan sebenarnya masih menangani perkara tuduhan
penganiayaan yang dilontarkan kepada sang bintang itu dikala ia masih
hidup. Namun berhubung Nike Ardilla telah tiada,maka secara hukum segala
tuntutan yang bersifat pidanya kepada dirinya,gugur atau batal dengan
sendirinya.
Kapolresta
Bandung Tengah Let.Kol.Pol. Ade Rahardja maupun Kajari
Bandung,menegaskan penyidikan kasus Nike Ardilla tidak akan diteruskan
ke meja hijau dan dianggap selesai. �Berhubung Nike telah meninggal
dunia,maka dengan sendirinya tuntutan hukum yang akan dijatuhkan kepada
artis ini di pengadilan otomatis gugur dengan sendirinya,� kata sebuah
sumber di kejaksaan Negeri Bandung.
Nike
terdaftar sebagai tersangka sehubungan dengan kasus penagniayaan dan
obat-obat terlarang.Perkaranya kini sudah masuk PK-1. Waktu itu
penyidikan perkara itu oleh polisi dimulai tanggal 24 Desember
1994,namun pada tanggal 6 Januari 1995 berkas perkara yang sudah
diserahkan kepada kejaksaan itu dikembalikan lagi kepada pihak
kepolisian,karena masih ada kekurangan-kekurangan dan hingga sekarang
belum diserahkan lagi kepada Kejaksaan Negeri Bandung
.
Demikian hingga saat ini nama baik Nike masih tetap bersih dan dianggap tidak bersalah,ujar Himawan Keswara.SH.(Kassie Tindak Pidana Umum).
Nike Ardilla tentang kasusnya
Kasus
penganiayaan yang dituduhkan kepada almarhumah Nike Ardilla
itu,sebenarnya muncul menurut Nike (ketika ia masih hidup) sudah
selesai. Ia kaget ketika tiba-tiba koran-koran di Bandung dan Jakarta
memuat berita bahwa berkas perkara itu katanya sudah dilimpahkan dari
Polda Jawa Barat ke Kejaksaan Negeri Bandung,tutur Nike kepada Tabloid
Nova tanggal 28/11/1994 beberapa tahun yang lalu
Saya
kaget sekali sewaktu diberitahu kakak saya.Begitu pula waktu saya
membaca berita di koran Jakarta, tutur Nike. Dikatakan Nike,ia sendiri
sudah nyaris melupakan kejadian itu.Peristiwanya kan sudah lama
terjadi,dan waktu itu juga masalahnya sudah selesai kok, cetusnya
setengah tak percaya.
Kendati
demikian, penyanyi dan bintang sinetron terkenal ini tak keberatan
menceritakan kembali peristiwa itu. Kejadian memang betul bulan April
tahun 1994 yang lalu,ketika saya sedang jalan-jalan ke
Singapura,katanya. Saat itulah lanjut Nike,Saya dengar kabar dari
kawan-kawan saya,kartu ATM saya diambil Dewi.Dewi ini menurut Nike
adalah kawan dekatnya. Kampusnya dekat rumah saya di Bandung.Jadi,ia
sering mampir ke rumah. Setelah itu Nike dapat kabar lagi kartunya sudah
diambil balik sama Atun yang juga teman baik Nike.Si Atun mengambilnya
dari dompet Dewi,waktu dewi sedang mandi,tuturnya.
Begitu
Nike pulang ke Bandung dia pun menanyakan kebenaran cerita itu kepada
Dewi,yang kebetulan sedang main ke rumah Nike. Tapi dia nggak
ngaku,padahal menurut Atun,kartu itu diambil dari dompetnya
Dewi.Sebenarnya,saya sendiri juga nggak tahu,apa maksud Dewi mengambil
kartu itu.Toh dia pun nggak bisa menggunakannya, ujar Nike yang mengaku
tak begitu mempermasalahkannya lagi
Saling tampar
Soal kartu masih belum kelar.Karena ternyata ada satu lagi kawan Nike,namanya Cika,yang kabarnya merasa kartunya diambil Dewi.Kebetulan berbarengan dengan kepulangan Nike.Cika meneleponnya. Dia bertanya apakah Dewi ada di rumah saya.Kayaknya sih Cika lagi kesal sama Dewi,dan ngomel nggak karuan.Jadi,saya suruh aja dia ngomong sendiri sama Dewi. Tak lama kemudian,Dewi ditemani Atun dan Nike pergi ke rumah Cika.Dari situ,mereka bersama ke rumah Ria,yang juga teman Nike. Ternyata,di rumah Ria ini,Cika dan Dewi malah ribut. Entah apa masalahnya,saya nggak tahu persis, kata Nike.Mungkin,dugaannya,termasuk juga soal kartu Cika yang diambil Dewi.
Semula,Nike
mengaku tak begitu ambil pusing. Tapi lama-lama saya kok juga
disangkut-sangkutin dalam pertengkaran itu.Dari situlah,saya jadi
yakin,dibelakang saya Dewi sering menjelek-jelekkan nama saya,papar
Nike.
Diakui
sebelumnya ia memang sudah sering mendengar omongan,Dewi sering
menjelekan dirinya.Keributan Dewi-Cika,kata Nike ternyata makin
seru.saking ramainya,mereka berdua sampai saling tampar.Melihat itu,Nike
ikut kesal.Begitu emosinya,Nike spontan menegur Dewi,Kamu ini gimana
sih?Mau nggak kamu saya gampar? Tak diduga-duga lanjut Nike,Dewi
langsung menjawab,digampar saja! Makin panaslah Nike,tanpa sadar
tangannya melayang ke pipi Dewi.Tapi itu nggak keras.Namanya juga sama
teman.Nggak ada bekasnya,kok.Lagi pula,saya kan sudah minta izin,kenapa
dia ngasih?
Pengaduan sudah dicabut
Sepulang dari rumah ria,Nike menganggapnya sudah kelar.Menurutnya semua itu hanya ribut-ribut anatara teman sepermainan. Eh,tahu-tahu saya dipanggil polisi.Disana,saya pun terangin kejadian sebenarnya.Polisi malah Cuma tertawa, tutur Nike.
Sepulang
dari polisi,Nike pun menemui Dewi.Saya tanya,kenapa bisa begitu?
Ternyata kata Dewi,pengaduannya sudah dicabut.Yah sudah,kami pun baikan
lagi.Malah,setelah itu,kami sudah jalan bareng lagi.Kami pun menganggap
masalahnya sudah selesai.
Karena
itulah,lanjut Nike.Nike kaget bukan kepalang ketika mengetahui kasus
itu masih terus berlanjut.Rencananya sih,saya mau pulang ke bandung
untuk mencari tahu,apa yang sebenarnya terjadi.Lagi pula,yang ribut
pertama,kan bukan saya,tapi si Dewi dan Cika.Kok malah saya yang
kena?Yah mungkin karena saya artis,jadi masalahnya kelihatan besar.
Ketika ditanya bagaimana seandainya kasus ini berlanjut sampai ke pengadilan.Nike mengatakan,belum berfikir sejauh itu. Nggak kebayang,saya musti berbuat apa.Tapi saya yakin kok,saya sama sekali nggak bersalah.Bukankah saya sudah minta izin sebelumnya?tandas Nike sekali lagi
.
Kematian
Pada
tanggal 19 Maret 1995, kurang lebih pukul 06.15 pagi Nike Ardilla tewas
dalam sebuah kecelakaan tunggal. Mobil Honda Civic berwarna biru
metalik plat D 27 AK menabrak pagar beton bak sampah di jalan RE.
Martadinata. Diperkirakan Nike tewas seketika, tetapi saksi yang berada
disekitar lokasi kecelakan menuturkan Nike belum meninggal saat
kejadian, baru dalam perjalanan ke rumah sakit Nike meninggal. Nike
mengalami luka parah di kepala dan memar-memar di dadanya.
Nike
yang saat itu bersama manajernya, Sofiatun, baru saja kembali dari
diskotik Polo. Isu-isu negatif seputar kematiannya berkembang
diantaranya menyebutkan bahwa Nike mengendarai mobil dengan keadaan
mabuk, tapi kemudian kabar itu dibantah keras oleh pihak keluarga dan
saksi kunci kecelakaan itu. Sofiatun mengatakan Nike hanya meminum
orange jus.
Hasil
visum polisi menyebutkan tidak menemukan kadar alkohol dalam tubuh
Nike. Ada kesimpangsiuran tentang waktu kematian Nike Ardilla, menurut
saksi kejadian itu terjadi pukul 3 pagi, tapi saksi lain mengatakan
bahwa kecelakaan itu terjadi pukul 5.45 pagi, laporan resmi mengatakan
bahwa waktu kejadian adalah pukul 06.15 pagi. Nike Ardilla dimakamkan
pada sore itu juga, diantar oleh ribuan penggemarnya beserta para artis
ibukota. Kematiannya menghebohkan dunia hiburan Indonesia, ditangisi
para fans yang sampai beberapa hari setelah kematiannya masih setia
berada di kediaman Nike Ardilla.
Menurut
Atun yang bersama Nike berada di mobil itu, dalam perjalanan pulang
Nike mengendarai mobil itu dengan tidak menggunakan sabuk pengaman.
Mobil Nike berusaha menyalip mobil berwarna merah di depannya yang
berjalan sangat pelan. Namun ketika menyalip, dari arah berlawanan
muncul mobil Taft melaju kencang, Nike langsung menghindari mobil Taft
tersebut dan membanting setir terlalu ke kiri sehingga menabrak sebuah
pohon dan langsung terpental menabrak pagar beton bak sampah di kantor
Usaha Pribadi di jalan RE. Martadinata, dan Nike menghembuskan nafasnya
yang terakhir.
Yg
pasti, almarhumah jelas tidak mabuk karena kalau kita menyetir nonstop
dari Jakarta menuju Bandung lewat Bogor – Puncak – Cianjur (belum ada
jln Tol Cipularang) dan lelah karena pulang kerja, ditambah di Bandung
harus menemui teman2, maka kelelahan akan menimpa siapa saja meski seorg
laki2, apalagi seorg perempuan. Semoga amal ibadah almarhumah Nike
Ardilla diterima ALLAH SWT dan segala kesalahannya diampuni ALLAH SWT,
amien.
Kalau versi desas-desus,tak pelak lagi mulut-mulut usil pun segera melayangkan tudingan adanya keterlibatan Cucu Soeharto.Cuma karena waktu itu Soeharto sangat kuat,maka pers pun tidak berani berspekulasi. Anehnya sejumlah artis yang pernah menggunjingkannya pun ,semuanya ikut tutup mulut. Lalu apa tanggapan Ibunda Nike ketika Enno Sigit sering disebut-sebut sebagai faktor penyebab kematian Nike? �Iya banyak yang bilang begitu,tapi itu mungkin sudah taqdir saja.Sudah takdir Nike begini.Mungkin Ibu terlalu sayang sama dia ya.Mungkin sama Tuhan diambil dari saya.Sekarang mau gimana,sudah takdir kan?� ujarnya dengan nada rendah dan menangis sesenggukan NIKE TEWAS SETELAH dituduh REBUT PACAR ENNO SIGIT ??
Cucu
Soeharto,Enno Sigit,pernah memergoki kekasihnya,Tommy Nasution
berkencan dengan Nike Ardilla.Esoknya beredar kisah kalau Enno
menodongkan pistol ke muka Nike Ardilla.Tetapi sepekan
kemudian,anehnya,ketika ia diberitahu kalau Nike Ardilla ditemukan tewas
kecelakaan,Enno yang kemudian bermukim di London itu menjawab pendek :
Tapi bukan aku lho, Lalu siapa?
Pergunjingan
cucu Soeharto bernama Enno Sigit terlibat dibalik kematin Nike Ardilla
beredar lagi dibalik haul 5 tahun kematian pelantun Seberkas Sinar di
Bandung
Ini karena kematian Nike pada 19 Maret 1995 hingga sekarang tergolong misterius.Inilah yang memicu kasak-kusuk.Bahwa dibalik kematian Nike Ardilla,sebenarnya tersimpan skandal cinta segitiga yang sungguh mengerikan antara Nike Ardilla-Enno Sigit dengan seorang perwira muda. Ditenggarai persoalan skandal inilah yang menjadi penyebab kematian Nike.Bagaimana kisah skandal itu?
Begini.Sebelum
Nike Ardilla tewas,ia ternyata terlibat skandal asmara dengan pacar
Enno Sigit.Namanya Tommy Nasution,perwira AU yang juga putra mantan
Gubernur Sumatra Utara Khairudin Nasution. Ramon Tommy Benz sahabat
dekat Enno menuturkan,jalinan asmara Enno dengan Tommy berjalan sekitar 6
tahun.Karena itu,terlalu berani sebenarnya bila Nike Ardilla merebut
Tommy Nasution dari Enno. Namun,nah sial banget Nike Ardilla.
Waktu
itu saya dan Enno datang dan lihat sendiri kemesraan Nike dengan
Tommy,Enno memang tidak marah,tetapi dari raut mukanya jelas ia tidak
suka, kata Ramon. Maka,biarpun tak bergejolak,sebenarnya persaingan Enno
dan Nike Ardilla dalam memperebutkan Tommy Nasution seperti api dalam
sekam.Akhirnya kemarahan Enno semakin sulit dibendung ketika ia
mendengar kalau Nike nekat memamerkan Tommy ke kalangan selebriti di
Jakarta. Sebagai cucu (waktu itu) Presiden Soeharto-yang waktu itu masih
sangat kuat- adalah aib kalau dipermalukan,apalagi Cuma urusan
cowok.Anehnya,Nike Ardilla terkesan sengaja melecehkan Enno.Akibatnya
pergunjingan cinta segitiga Enno-Nike-Tommy pun menjadi pembicaraan
kalangan selebriti Jakarta.
Maka,entah
benar atau tidak,segera terdengar desas-desus kalau Enno Sgit habis
mempermak Nike Ardilla.Tepatnya terjadi di M Club Diskotek,Blok M
Jakarta Selatan.Digambarkan Enno menodongkan pistol ke muka Nike
Ardilla.Kontan sang artis rebah.Pingsan.Ribut-ribut di M Club itu pun
tak pelak lagi jadi pergunjingan dan perdebatan mengenai benar tidaknya.
Enno Hijrah Ke London
Boleh jadi Nike Ardilla ataupun Enno Sigit sudah melupakan pertikaian itu.Ini karena Enno harus hijrah ke London untuk belajar mode.Namun di sinilah anehnya.Saat Enno di London diberi tahu kalau Nike Ardilla diketemukan tewas menggenaskan di Bandung,serta merta Enno menjawab cukup aneh : Tapi bukan saya lho, Lalu siapa? ![]()
.
Kemudaan usia, sama sekali tidak mengharamkan kematian yang tak terduga !!!
Hari
itu 19 Maret 1995 sekitar pukul. 06.00 WIB, pesawat telepon dikediaman
pasangan R. Eddy Kusnaedi Nining Ningsihrat berdering. Di ujung sana,
seseorang yang mengaku petugas polisi memberi sebuah kabar. Anak ibu,
Nike Ardilla, mengalami kecelakaan. Sekarang, ia berada di Rumah Sakit,
kata si polisi
.
Kalau punya persoalan apa pun,dia lebih senang mencurahkannya di buku harian.Mungkin,karena dia tidak ingin kami ikut susah. Atas dasar itu pula,keluarga Nike merasa kecewa,karena masih ada saja media massa yang mengorek-ngorek keburukan Nike
Pada
tanggal 19 maret 1995 kurang lebih pukul 06.15 pagi nike ardilla tewas
dalam sebuah kecelakan tunggal. Mobil Honda genio berwarna biru metalik,
nomor D 27 AK menabrak pagar beton bak sampah di jalan Jl. E.
Martadinata nike tewas seketika tetapi saksi yang berada disekitar
lokasi kecelakan menuturkan nike belum meninggal saat kejadian, baru
saat dalam perjalanan ke rumah sakit nike meninggal, nike mengalami luka parah di kepala dan dadanya.
nike yang saat itu bersama sahabatnya sofiatun baru saja kembali dari
diskotik polo, isu-isu negatif seputar kematiannya berkembang
diantaranya menyebutkan nike mengendarai mobil dengan keadaan mabuk tapi
kemudian kabar itu dibantah keras oleh pihak keluarga dan saksi kunci
kecelakaan itu sofiatun mengatakan nike hanya meminum orange jus, hasil
visum polisi menyebutkan tak menemukan kadar alkohol dalam tubuh nike.
Ada
kesimpangsiuran tentang waktu kematian nike ardilla, menurut saksi
kejadian itu terjadi pukul 3 pagi tapi saksi lain mengatakan bahwa
kecelakaan itu terjadi pukul 5.45 pagi, laporan resmi mengatakan waktu
kejadian pukul 06.15 pagi.Nike ardilla dimakamkan sore itu juga, diantar
oleh ribuan penggemar dari seluruh indonesia , juga para artis ibu
kota. Kematiannya menghebohkan dunia entertainment indonesia, ditangisi
para fans yang sampai beberapa hari setelah kematiannya masih setia
berada di kediaman nike ardilla
Kata
polisi, Nike ada di Rumah Sakit Hasan Sadikin. Saya bilang, saya
barusan dari sana, tapi nggak ada. Akhirnya dengan berat hati ia
mengatakan bahwa Nike sudah meninggal. Karena itu ia tidak dibawa ke
UGD. Mendengar itu saya langsung lemas, papar Alan dengan mata
berkaca-kaca.
Keluar
dari Polres, Alan bertemu dengan ayahnya dan kakaknya. Ia dan papi-nya
lalu menuju RS Hasan Sadikin. Sampai di kamar mayat, mereka terkejut
dengan banyaknya orang yang mengerubungi kamar mayat. Nining yang semula
pingsan, lalu tersadar ketika berada di rumah sakit. Di hadapan saya ia
terbaring dengan kepala penuh luka dan dada memar, kenang Nining lirih.
Kabar
kematian Nike kemudian meluas. Banyak fans yang menyampaikan rasa duka
dengan datang langsung ke rumah Nike. Ketika jenazah Nike dibawa pulang,
sepanjang jalan ke rumah saya melihat banyak orang, mereka seperti
berbaris, kenang Alan lagi. Rumah keluarga Nike juga dipadati penggemar.
Bayangkan, rumah yang sebegitu kecil dihuni sekitar 200-orang. Mereka
bukan keluarga. Mereka itu penggemarnya Nike. Akibatnya rumah jadi
sesak, lontarnya lagi.
Soal
kabar kecelakaan yang menimpa Nike lantaran menyetir dalam kondisi
mabuk, Alan tak mempermasalahkan itu. Bagaimana orang tidak berpersepsi
negatif? Sebelum kecelakaan itu terjadi Nike bolak balik masuk diskotek,
ujar Alan. Makanya untuk menepis dugaan itu, keluarga melakukan otopsi.
Hasilnya, Nike tak terbukti dalam pengaruh obat- obatan atau minuman
keras.
Bak
kata pepatah, semakin tinggi pohon, semakin kencang angin bertiup. Dia
mulai diterpa banyak gosip. Ada kabar yang mengatakan Nike
pencandualkohol, obat terlarang, dan lesbianisme. Menghadapi gosip itu,
cewek yang sampai akhir hayatnya tak bisa mengabulkan cita-cita
mendirikan madrasah dan menunaikan ibadah umrah ini, tetap tegar
.
Sepeninggal Nike Ardilla tanggal 19 Maret 1995 yang lalu, disamping pemberitaan yang terbit di berbagai media masa seputar kecelakaan yang merenggut nyawa artis kenamaan tersebut, ada sedikitnya 4 buku yang beredar di pasaran buku Indonesia yang mengulas mengenai Nike Ardilla secara detail, mulai dari cerita masa kecil, perjalanan karir, peristiwa kecelakaan, peristiwa setelah Nike dimakamkan, sampai mengenai NAFC (Nike Ardilla Fans Club).
4
Buku tersebut adalah : Nike Ardilla Sang Idola (Masheri Mansyur,
Penerbit : YPN, 1995), Perjalanan Karier dan Rahasia Sukses Nike Ardilla
(Armo Arief, Penerbit: PT. Grafitri & Yayasan Nike Ardilla,
Desember 1995), Napak Jejak Sang Mega Bintang Nike Ardilla (Armo Arief,
Penerbit: PT. Dharma Kwarta Jayadani, Desember 1996), dan Nike Ardilla
(di Balik Tragedi Bintang Kehidupan) penyusun; Soekitjo JG &
Abdullah Lahay, 1996.
Inilah resensi mengenai ke-4 buku tersebut.
1. Nike Ardilla Sang Idola (Masheri Mansyur, Penerbit : YPN, 1995)
Buku
berukuran 14 X 21 cm ini bercover warna hitam dengan 5 foto Nike
menghiasi sampul depan dan foto si penulis yang berpose bersama A.
Riyanto dan Rinto Harahap di cover belakangnya.
Buku
dengan tebal 250 halaman ini mengulas Masa Kecil, Karir dan Akhir
Kehidupan Nike Ardilla, Nike dan kenang – kenangan manis, Perhatian luar
biasa terhadap SLB Yayasan Wawasan Nusantara, dan meliput 40 hari
wafatnya Nike Ardilla
Penulis
menceritakan masa kecil Nike yang digambarkan sebagai seorang bocah
yang kecil, gemuk dan montok sampai kemudian menjelma menjadi seorang
superstar dengan karir yang melejit bak meteor. Lika liku karier Nike
pun dibahas disini meskipun tidak secara mendetail.
Yang
menjadi nilai plus buku ini adalah menceritakan musibah kecelakaan
secara sangat mendetail yang dirangkum dari berbagai sumber. Bahkan
detik-detik saat terjadinya kecelakaan dijelaskan secara kronologis dari
jam ke jam. Penggambaran ini diperkuat dengan penjelasan dari
Kapolresta Bandung Tengah, kesaksian Atun, keterangan dari beberapa
saksi mata, bahkan pernyataan Kapolresta Bandung Tengah bahwa Nike
Ardilla mengalami kecelakaan tunggal.
Buku
ini juga mengulas pidato Mensegneg Moerdiono pada saat perayaan HUT
ASIRI (Asosiasi Industri Rekaman Indonesia) ke 17 yang diselenggarakan
di Hotel Grand Hyatt Indonesia pada tanggal 28 Maret 1995.
Diakhir
buku, ditulis juga beberapa syair lagu Nike yang sangat popular seperti
Sebekas Sinar, Sandiwara Cinta, Bintang Kehidupan, Biarlah Aku
Mengalah, Mama Aku Ingin Pulang, Matahariku dan Nyalakan Api. Yang lebih
unik lagi di bab akhir dimuat beberapa makanan kesukaan Nike Ardilla
lengkap dengan resep dan cara membuatnya. Buku ini juga dilengkapi
dengan ilustrasi foto-foto Nike semasa hidupnya dan foto-foto saat
penguburan Nike serta peringatan 40 hari wafatnya Nike.
2.
Perjalanan Karier dan Rahasia Sukses Nike Ardilla (Armo Arief,
Penerbit: PT. Grafitri & Yayasan Nike Ardilla, Desember 1995)
Buku
setebal 80 halaman ini memiliki cover yang bila dilihat sekilas seperti
cover buku TTS (Teka Teki Silang). Meskipun demikian buku ini sangat
gamblang menceritakan perjalanan karir Nike Ardilla di blantika musik
Indonesia dan mancanegara (Malaysia, Singapura dan Bangkok).
Dengan
kelebihannya sebagai seseorang yang sering terlibat dalam kegiatan Nike
Ardilla dari tahun 1985 sampai 1990, penulis mencoba menceritakan
perjalanan karir Nike dari nol sampai menjadi artis yang sukses yang
didiolakan oleh berjuta penggemarnya.
Kisah
perjuangan Nike, keluarga Nike dan para pemandu bakat yang ada
dibelakang Nike untuk mengorbitkan Nike sangat luar biasa. Demikian juga
dengan kegiatan-kegiatan Nike yang jarang diliput media masa seperti
mengunjungi beberapa pondok pesantren diceritakan pula disini.
Penulis
juga menceritakan proses rekaman dan tour show Nike di beberapa daerah
di Indonesia dan di luar negeri dengan gaya penulisan yang mudah
dimengerti dan enak dibaca. Buku ini juga dilengkapi dengan foto-foto
Nike, sebagian diantaranya dicetak full colour.
Buku
ini diakhiri dengan sekilas petristiwa meninggalnya Nike, Acara doa
bersama, show amal untuk Yayasan Nike Ardilla dan keinginan penulis agar
NAFC (Nike Ardilla fans Club) tetap dipertahankan.
3. Napak Jejak Sang Mega Bintang Nike Ardilla (Armo Arief, Penerbit: PT. Dharma Kwarta Jayadani, Desember 1996)
Setahun
setelah menulis buku Perjalanan Karier dan Rahasia Sukses Nike Ardilla,
Armo Arief kemudian menulis kembali buku yang berjudul Napak Jejak Sang
Mega Bintang Nike Ardilla.
Buku
berukuran 20 X 20 cm ini mempunyai tebal 140 halaman. Isinya lebih
padat dan lengkap dibandingkan dengan buku terdahulu. Buku ini juga
lebih banyak memuat foto-foto bersejarah Nike.
Tujuan
diterbitkannya buku ini menurut penulis adalah untuk memenuhi kerinduan
para penggemar Nike, juga untuk napak jejak Nike yang pantas
diteladani, baik dalam kegigihannya saat meniti karir, maupun dalam
keperduliannya terhadap anak-anak penyandang cacat, dan anak-anak kurang
mampu.
Buku
ini memang menarik. Disamping kemasaannya yang ekslusif, isinya juga
lebih lengkap. Tak hanya seputar karir, musibah kematian Nike, dan SLB,
buku ini juga memuat surat-surat dan puisi dari para penggemar Nike.
4. Nike Ardilla (di Balik Tragedi Bintang Kehidupan) penyusun: Soekitjo JG & Abdullah Lahay, 1996
Buku
setebal 131 halaman ini lebih banyak membahas peristiwa kecelakaan yang
merenggut nyawa Nike. Detail kejadian kecelakaan, pengakuan para saksi
mata dan hari-hari akhir Nike dijelaskan secara detail dan rinci.
Penulis
juga mengungkapkan beberapa anggapan miring mengenai Nike yang beredar
di masyarakat Indonesia dan penyelesaian kasus Nike di Kepolisian yang
diadukan oleh sahabatnya sendiri.
Penulis
mencoba menyentuh rasa kehilangan yang sangat mendalam dengan
menceritakan jeritan kasih seorang ibu dan luapan kesedihan jutaan para
penggemar Nike pada saat Nike dimakamkan dan ritual-ritual setelahnya.
Dari
segi sosiologi, penulis mengutip beberapa pendapat para sosiolog
kondang mengenai Nike yang fenomenal. Dibuku ini juga diungkap romantika
kisah cinta Nike dalam sub judul Pacar yang ditinggal.
Dan sebagai penutup, buku ini juga membahas tentang keluhuran budi luar biasa Nike yang menyantuni SLB.
Demikianlah resensi mengenai ke-4 buku tentang nike
Kronologis Kejadian Kecelakaan Nike
HARI-HARI AKHIR KEKE
18 Maret 1995, Sabtu
06:00 : Nike Ardilla di rumah kontrakannya,
Jl. Mangga No.10A, Fatmawati-Jakarta Selatan. Ia tampak kelelahan setelah syuting Trauma Marissa II yang makan waktu sembilan jam dan baru berakhir pukul 02.00. Adegan terakhir Nike sebagai Marissa adalah mengadili dokter Parsidi (drg. Fadly). Ada sejumlah temannya berkunjung sejak dini hari, yakni Deddy Dhukun, Rany Noor, Melly Guslow, Mona, Nona, Anggun dan Fitri. Malam itu, Nike tidak bisa tidur dan minta Nona menemaninya nonton film Cinderella di video VHS yang baru dibeli. Ia juga sempat minta dido’a kan dan berpesan agar Fitri sepupunya yang ikut dia dijaga baik-baik.
08:00 : Nike dan Sofiatun Wahyuni (Atun)
menuju lokasi syuting Warisan II di Jl. Atletik, Bogor. Mobil Nike dikemudikan Alim, sopir yang dipinjam pak David, tetangganya di Jl. Mangga.
10.00 : Tiba di lokasi syuting.
Nike langsung minta maaf kepada seluruh kru. Ia juga memeluk Darto Joned. “Lama sekali, sampai-sampai saya tanya, Kenapa kamu?”, kata sang sutradara. Ketika di make-up, tiba-tiba saja Nike minta alisnya dirias bak Marlyn Monroe, idolanya.
12.30 : Syuting dimulai.
Nike mendapat jatah empat adegan. Pertama terima telepon, disusul adegan bertengkar dengan Bram (Tahta), lalu makan sambil berdialog dengan ayahnya (El Manik). Terakhir adegan turun tangga. Nike sempat minta air jeruk, kecap, roti bantal. Katanya untuk mengobati suaranya yang serak. Ia juga minta rokok Marlboro kepada seorang kru, padahal biasanya cuma menghisap Dunhil hijau. Yang aneh saat syuting adegan bertengkar dengan Bram. “Bagaimana mungkin satu scene yang mestinya rampung setengah jam, makan waktu 3,5 jam” Tahta menceritakan kembali. Menurut Tahta, berkali-kali Nike minta maaf karena salah ucap. “Dia sering nambah-nambahin dialog. Perkebunan jadi perkebunannan. Sebentar-sebentar lihat skenario, seperti nggak ada yang nempel. Saya sampai kehabisan akal. Tapi anehnya para kru diam saja. Padahal biasanya mereka suka nyeletuk.” Menurut Tahta, pada adegan ketika ia memegang pundak Nike, terasa begitu dingin tanpa ekspresi. “Kata orang, yang saya hadapi sebenarnya bukan Nike lagi,” ujarnya sambil merinding. 19.30 : Syuting selesai. Sebelum pamit ke Bandung, Nike sempat memeluk Darto lagi. “Saya sempat mencegahnya karena mengkhawatirkan staminanya, apalagi esok paginya dia harus syuting lagi,” kata Darto. Karena tak bisa mencegahnya, Darto cuma berpesan supaya hati-hati. Sebelum pulang, lagi-lagi Nike minta alisnya dirias seperti Malrlyn Monroe. Selama perjalanan ke Bandung, Nike tak banyak bicara. Alim yang nyetir, Nike dan Atun duduk di jok belakang.
23.00 : Di rumah, Nike sempat minta maaf kepada ibunya.
“Do’a kan Neneng (panggilannya di rumah), agar tetap sehat. Kalau ada kesalahan, hampura (maafkan; Sunda) saja. Selama ini Neneng sudah menyusahkan Papi-Mami,” katanya, seperti ditirukan Atun. Ny. Nining Ningsihrat, ibu Nike meng’iya’kan saja, tanpa firasat apapun.
23.30 : Nike dan Atun meninggalkan rumah.
Nike yang nyetir, sementara Alim disuruh istirahat karena besok kembali ke Bogor. Ditengah perjalanan ke diskotik Studio East, Nike ditelepon Eddy Bogel, fotografer Aneka. Ia diminta langsung ke Hotel Jayakarta di Jl. Ir. Juanda, karena teman-temannya dari Jakarta ingin ke Diskotik Pollo di Jl. Asia Afrika. Dan Nike sudah janji mengantar mereka.
19 Maret 1995, Minggu.
00.00 : Nike dan Atun tiba di Hotel Jayakarta, Bandung. Mereka langsung menuju Pollo dengan tiga mobil, bersama-sama Eddy Bogel, Ari Sihasale dan seorang peragawati.
00.30 : Tiba di Pollo.
Nike bertemu dengan Titi Dj, Bucek Deep, Lucy Dahlia dan lain-lainnya. Malam itu Nike cuma pesan orange juice, biasanya dicampur vodka. Ia lebih banyak duduk sambil terdiam. “Saya dua tahun ikut dia, jadi kenal betul kebiasaannya. Nggak biasanya dia begitu,” kata Atun.
03.00 : Mereka meninggalkan Pollo.
Nike melihat ban kiri mobilnya kempes. Denny Mukti membantunya memasang ban cadangan yang lebih kecil dari ban lainnya. Nike sempat diingatkan Denny agar hati-hati.
03.30 : Tiba di Restoran Kintamani, Jl. Lombok.
Nike sempat bilang sama Atun, ingin makan makanan yang belum pernah ia makan, Ia pesan sop jagung dan aqua. Lagi-lagi ia banyak diam. Kepada Padma Sigit, restauran captain, ia sempat bilang sambil menunjuk atap, “Ada kucing.” Sigit cuma tersenyum.
04.30 : Keluar dari Kintamani.
Nike lebih dulu mengantar Eddy Bogel dan Ari Sihasale ke hotel.
05. 15: Meninggalkan hotel Jayakarta.
Dengan kecepatan sedang saja karena mobil terasa tidak stabil, mereka menyusuri Jl. Ir. H.Juanda, lalu masuk Jl. Sultan Agung, Jl. Trunojoyo, Jl. Aceh, dan Jl. RE Martadinata. Jarak Hotel Jayakarta dengan lokasi kecelaka’an sekitar 6,5 km saja. Tapi agak mengherankan, kecelakaan itu terjadi sekitar satu jam kemudian. |
Selasa, 25 Maret 2014
MISTERI KEMATIAN NIKE ARDILA
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
-
Indonesia Kampoeng Halamankoe Sejarah Indonesia Koleksi Foto Video Perjuangan dan Musik Indonesia ...
-
Advertise Here! Berbagi Informasi Itu Indah Home Tips Blogger Software Download ...
-
Movie, Photography and Hobby Indonesian Old Movie Lovers Home GALERY FILM JADUL HISTORY, PAST & FUTURE KOLEKSI F...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar