komponen,ukuran dan fungsi sel darah
Selasa, 24 September 2013
analis kesehatan, menjanjikan !!!
Lupakan itu. Tak ada kata terlambat, meskipun sekarang sudah di tingkat akhir saya akan berbagi informasi tentang profesi “asing” ini. Mari, Kenali kami…
Analis Kesehatan batam,,, HEBAT!
Siapa Analis Kesehatan itu?
Analis Kesehatan atau disebut juga Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan adalah tenaga kesehatan dan ilmuan berketerampilan tinggi yang melaksanakan dan mengevaluasi prosedur laboratorium dengan memanfaatkan berbagai sumber daya(KEPMENKES RI NOMOR 370/MENKES/SK/III/200)
Di Indonesia memang lebih sering digunakan dan dikenal istilah Analis Kesehatan daripada Ahli Teknologi Labkes. Sedangkan di dunia internasional contohnya di Kanada dan US menggunakan Medical Laboratory Technologist/Scientist, di UK Biomedical Scientist, di Jepang Rinshoukensagishi. Meskipun berbeda nomenkelatur, tapi secara garis besar tugas dan pekerjaannya sama.
Apa itu Teknologi Laboratorium Kesehatan?
Teknologi Laboratorium Kesehatan (internasional: Medical Laboratory Science/Technology) adalah disiplin ilmu kesehatan yang memberikan perhatian terhadap semua aspek laboratoris dan analitik terhadap cairan dan jaringan tubuh manusia serta ilmu kesehatan lingkungan. (KEPMENKES RI NOMOR 370/MENKES/SK/III/200)
Tugas Analis Kesehatan
Analis kesehatan melakukan beragam tes (Hematologi, Kimia Klinik, Mikrobiologi, Imuno-serologi, Toksikologi, Kimia makanan-minuman, Kimia air, Patologi Anatomi, Biologi Molekuler) yang menggunakan instrumentasi untuk membantu diagnosis, mengobati dan mencegah penyakit. Tanggung jawabanya berupa mengumpulkan dan menyiapkan sampel seperti darah, cairan tubuh, jaringan juga menginterpretasi hasil. Seringkali bekerja secara independen namun analis kesehatan adalah bagian penting dari tim pelayanan kesehatan.
Analis kesehatan di Indonesia berbeda tugas dan kemampuannya. Tak hanya menunjang dalam analisis spesimen klinis, namun juga analisis benda non-abiotik seperti air, makanan, dan minuman.
Prospek Karir dan Kerja Analis Kesehatan
Banyak instansi dan perusahaan yang membutuhkan kompetensi seorang Analis Kesehatan,seperti:
Laboratorium Klinik Swasta
Rumah Sakit Pemerintah atau swasta
Laboratorium Kesehatan Daerah
Balai Pengawasan Obat dan Makanan(BPOM)
Perusahaan di bidang makanan-minuman, farmasi.
Lab Forensik Kepolisian
Lembaga penelitian sains (LIPI, Biofarma)
Dosen (Terutama di sekolah ilmu kesehatan)
Jangan khawatir atau minder dengan gelar diplomanya, karena kenyataannya itu tidak terlalu berpengaruh di dunia kerja! Ketika kamu lulus, beragam tawaran kerja menanti,bahkan sebelum diwisuda!
Pendidikan Lanjutan
Setelah lulus dan mendapat gelar A.Md A.K. , kita bisa melanjutkan pendidikan ke S1 atau DIV. Contohnya:
S1 Ekstensi Kesehatan Masyarakat, Farmasi, Kimia Universitas Indonesia
S1 Kimia, Biologi, Kesma, di univeristas swasta
DIV Analis Kesehatan Poltekkes Bandung
Sekian. Semoga informasi ini bermanfaat bagi semua pembaca dan bisa lebih mengenal KAMI. Buat para siswa SMA/SMK yg membaca ini juga, ayo jangan ragu masuk Analis Kesehatan! Saya yakin profesi “asing” ini punya masa depan yg cerah…. aamiin
Selasa, 04 Juni 2013
komponen,ukuran dan fungsi sel darah
A. Definisi
Darah
adalah cairan yang ada pada manusia sebagai alat transportasi berfungsi untuk
mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut
bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap
virus atau bakteri.
B. Komposisi Darah
Darah
terdiri dari 55% Plasma Darah (bagian cair darah) dan 45% Korpuskuler (bagian
padat darah).
C. Plasma Darah (Bagian Cair Darah)
Plasma
darah adalah salah satu penyusun darah yang berwujud cair serta mempengaruhi
sekitar 5% dari berat badan manusia. Plasma darah memiliki warana
kekuning-kuningan yang didalamnya terdiri dari 90% air, 8% protein, dan 0,9%
mineral, oksigen, enzim, dan antigen. Sisanya berisi bahan organik, seperti
lemak, kolestrol, urea, asam amino, dan glukosa.
Plasma
darah merupakan cairan darah yang berfungsi untuk mengangkut dan mengedarkan
sari-sari makanan ke seluruh bagian tubuh manusia, dan mengangkut zat sisa
metabolisme dari sel-sel tubuh atau dari seluruh jaringan tubuh ke organ
pengeluaran.
Di dalam
plasma darah terdapat beberapa protein terlarut yaitu:
a. Albumin berfungsi untuk memelihara
tekanan osmotik
b. Globulin berfungsi untuk membentuk zat
antibodi
c. Fibrinogen adalah sumber fibrin yang
berfungsi dalam proses pembekuan darah.
Skema
susunan darah manusia, disebutkan bahwa plasma darah terdiri atas serum dan
fibrinogen. Seperti yang telah dijelaskan diatas, fibrinogen adalah sumber
fibrin yang berfungsi dalam proses pembekuan darah, sedangkan serum adalah
suatu cairan berwarna kuning. Serum berfungsi sebagai penghasil zat antibodi
yang dapat membunuh bakteri atau benda asing yang masuk ke dalam tubuh kita.
D. Korpuskuler (Bagian Padat Darah)
Korpuskuler
terdiri dari tiga bagian:
a. Sel Darah Merah (Eritrosit)
Sel darah
merah atau yang juga disebut eritrosit berasal dari bahasa Yunani yaitu,
erythos yang berarti merah dan kytos yang berarti selubung/sel. Eritrosit
merupakan bagian sel darah yang mengandung hemoglobin (Hb). Hemoglobin adalah
biomolekul yang mengikat oksigen. Sedangkan darah yang berwarna merah cerah
dipengaruhi oleh oksigen yang diserap dari paru-paru. Pada saat darah mengalir
ke seluruh tubuh, hemoglobin melepaskan oksigen ke sel dan mengikat
karbondioksida. Jumlah hemoglobin pada orang dewasa kira-kira 11,5-15 gram
dalam 100 cc darah. Normal Hb wanita 11,5 mg% dan laki-laki 13,0 mg%. Sel darah
merah memerlukan protein karena strukturnya terdiri dari asam amino dan
memerlukan pula zat besi, sehinnga diperlukan diet seimbang zat besi. Di dalam
tubuh banyaknya sel darah merah ini bisa berkurang, demikian juga banyaknya
hemoglobin dalam sel darah merah. Apabila kedua-duanya berkurang maka keadaan
ini disebut animea, yang biasanya disebabkan oleh pendarahan hebat, penyakit
yang melisis eritrosit, dan tempat pembuatan eritrosit terganggu.
Bentuk
sel darah merah pada manusia adalah bikonkaf
atau berbentuk piringan pipih seperti donat. Kepingan eritrosit manusia
memiliki diameter sekitar 6-8 µm dan tebalnya sekitar 2 µm, eritrosit termasuk
sel paling kecil daripada sel-sel lainnya yang terdapat pada tubuh manusia.
Jumlah sel darah merah adalah jumlah yang paling banyak dibandingkan jumlah sel
darah lainnya. Secara normal, di dalam darah seorang laki-laki dewasa terdapat
25 trilliun sel darah merah atau setiap satu milimeter kubik (1 mm3) darah
trdapat 5 juta sel darah merah. Pada perempuan dewasa, jumlah sel darah merah
per miliketer kubiknya sebanyak 4,5 juta.
Sel darah
merah hanya mampu bertahan selama 120 hari. Proses dimana eritrosit diproduksi
dimaksud eritropoiesies. Sel darah merah yang rusak akhirnya akan pecah menjadi
partikel-partikel kecil di dalam hati dan limpa. Sebagian besar sel yang rusak
dihancurkan oleh limpa dan yang lolos akan dihancurkan oleh hati. Hati
menyimpan kandungan zat besi dari hemoglobin yang kemudian diangkut oleh darah
ke sumsum merah tulang untuk membentuk sel darah merah yang baru. Sumsum merah
tulang memproduksi eritrosit, dengan laju produksi sekitar 2 juta eritrosit per
detik. Produksi dapat distimulasi oleh hormon eritoprotein (EPO) yang disintesa
ginjal. Hormon ini sering digunakan para atlet dalam suatu pertandingan sebagai
doping. Saat sebelum dan sesudah meninggalkan sumsum tulang belakang, sel yang
berkembang ini dinamakan retikulosit dan jumlahnya sekitar 1% dari semua darah
yang beredar.
gambar
1.2 gambar sel darah merah (eritrosit)
b. Sel Darah Putih (Leukosit)
Sel darah
putih (leukosit) jauh lebih besar daripada sel darah merah. Namun jumlah sel
darah putih jauh lebih sedikit daripada sel darah merah. Pada orang dewasa
setiap 1 mm3 darah terdapat 6.000-9.000 sel darah putih. Tidak seperti sel darah
merah, sel darah putih memiliki inti (nukleus). Sebagian besar sel darah putih
bisa bergerak seperti Amoeba dan dapat menembus dinding kapiler. Sel darah
putih dibuat di dalam sumsum merah, kelenjar limfa, dan limpa (kura).
Sel darah
putih memiliki ciri-ciri, antara lain tidak berwarna (bening), bentuk tidak
tetap (ameboid), berinti, dan ukurannya lebih besar daripada sel darah merah.
Berdasarkan
ada tidaknya granula di dalam plasma, leukosit dibagi:
1. Leukosit Bergranula (Granulosit)
• Neutrofil adalah sel darah putih yang
paling banyak yaitu sekitar 60%. Plasmanya bersifat netral, inti selnya banyak
dengan bentuk yang bermacam-macam dan berwarna merah kebiruan. Neutrofil
bertugas untuk memerangi bakteri pembawa penyakit yang memasuki tubuh. Mula
mula bakteri dikepung, lalu butir-butir di dalam sel segera melepaskan zat
kimia untuk mencegah bakteri berkembang biak serta menghancurkannya
• Eosinofil adalah leukosit bergranula
dan bersifat fagosit. Jumlahnya sekitar 5%. Eosinofil akan bertambah jumlahnya
apabila terjadi infeksi yang disebabkan oleh cacing. Plasmanya bersifat asam.
Itulah sebabnya eosinofil akan menjadi merah tua apabila ditetesi dengan eosin.
Eosinofil memiliki granula kemerahan. Fungsi dari eosinofil adalah untuk
memerangi bakteri, mengatur pelepasan zat kimia, dan membuang sisa-sisa sel
yang rusak.
• Basofil adalah leukosit bergranula
yang berwarna kebiruan. Jumlahnya hanya sekitar 1%. Plasmanya bersikap basa,
itulah sebabnya apabila basofil ditetesi dengan larutan basa, maka akan berwarna
biru. Sel darah putih ini juga bersifat fagositosis. Selain itu, basofil
mengandung zat kimia anti penggumpalan yang disebut heparin.
2. Leukosit Tidak Bergranula (Agranulosit)
• Limfosit adalah leukosit yang tidak
memiliki bergranula. Intiselnya hampir bundar dan terdapat dua macam limfosit
kecil dan limfosit besar. 20% sampai 30% penyusun sel darah putih adalah
limfosit. Limfosit tidak dapat bergerak dan berinti satu. Berfungsi sebagai
pembentuk antibodi.
• Monosit adalah leukosit tidak
bergranula. Inti selnya besar dan berbentuk bulat atau bulat panjang.
Diproduksi oleh jaringan limfa dan bersifat fagosit.
Antigen
adalah apabila ada benda asing ataupun mikroba masuk ke dalam tubuh, maka tubuh
akan menganggap benda yang masuk tersebut adalah benda asing. Akibatnya tubuh
memproduksi zat antibodi melalu sel darah putih untuk menghancurkan antigen.
Glikoprotein yang terdapat pada hati kita, dapat menjadi antigen bagi orang
lain apabila glikoprotein tersebut disuntikkan kepada orang lain. Hal ini
membuktikan bahwa suatu bahan dapat dianggap sebagai antigen untuk orang lain
tetapi belum tentu sebagai antigen untuk diri kita sendiri. Hal tersebut juga
berlaku sebaliknya.
Leukosit
yang berperan penting terhadap kekebalan tubuh ada dua macam:
Sel Fagosit
Sel
fagosit akan menghancurkan benda asing dengan cara menelan (fagositosis).
Fagosit terdiri dari dua macam:
1. Neutrofil, terdapat dalam darah
2. Makrofag, dapat meninggalkan peredaran
darah untuk masuk kedalam jaringan atau rongga tubuh
Sel Limfosit
Limfosit
terdiri dari:
1. T Limfosit (T sel), yang bergerak ke
kelenjar timus (kelenjar limfa di dasar leher)
2. B Limfosit (B Sel)
Keduanya
dihasilkan oleh sumsum tulang dan diedarkan ke seluruh tubuh melalui pembuluh
darah, menghasilkan antibodi yang disesuaikan dengan antigen yang masuk ke
dalam tubuh. Seringkali virus memasuki tubuh tidak melalui pembuluh darah
tetapi melalui kulit dan selaput lendir agar terhindar dari lukosit. Namun
sel-sel tubuh tersebut tidak berdiam diri. Sel-sel tersebut akan menghasilkan
interferon suatu protein yang dapat memproduksi zat penghalang terbentuknya
virus baru (replikasi). Adanya kemampuan ini dapat mencengah terjadinya
serangan virus.
c. Keping Darah (Trombosit)
Dibandingkan
dengan sel darah lainnya, keping darah memiliki ukuran yang paling kecil,
bentuknya tidak teratur, dan tidak memiliki inti sel. Keping darah dibuat di
dalam sumsum merah yang terdapat pada tulang pipih dan tulang pendek. Setiap 1
mm3 darah terdapat 200.000 – 300.000 butir keping darah. Trombosit yang lebih
dari 300.000 disebut trombositosis, sedangkan apabila kurang dari 200.000
disebut trombositopenia. Trombosit hanya mampu bertahan 8 hari. Meskipun
demikian trombosit mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses pembekuan
darah.
Pada saat
kita mengalami luka, permukaan luka tersebut akan menjadi kasar. Jika trombosit
menyentuh permukaan luka yang kasar, maka trombosit akan pecah. Pecahnya
trombosit akan menyebabkan keluarnya enzim trombokinase yang terkandung di
dalamnya. Enzim trombokinase dengan bantuan mineral kalsium (Ca) dan vitamin K
yang terdapat di dalam tubuh dapat mengubah protombin menjadi trombin.
Selanjutnya, trombin merangsang fibrinogen untuk membuat fibrin atau
benang-benag. Benang-benang fibrin segera membentuk anyaman untuk menutup luka
sehingga darah tidak keluar lagi.
Gambar
1.3 Skema pembekuan darah
E. fungsi
darah
Darah
memiliki bagian yang cair (plasma darah) dan bagian yang padat (sel darah).
Bagian – bagian tersebut memiliki fungsi tertentu dalam tubuh. Secara garis
besar, fungsi utama darah adalah sebagai berikut:
a) Alat pengangkut zat-zat dalam tubuh,
seperti sari-sari makanan, oksigen, zat-zat sisa metabolisme, hormon, dan air.
b) Menjaga suhu tubuh dengan cara
memindahkan panas dari organ tubuh yang aktif ke organ tubuh yang kurang aktif
sehingga suhu tubuh tetap stabil, yaitu berkisar antara 36 – 37oC.
c) Membunuh bibit penyakit atau zat asing
yang terdapat dalam tubuh oleh sel darah putih.
d) Pembekuan darah yang dilakukan oleh
keping darah (trombosit)
F. Gangguan pada Sistem Peredaran Darah
Banyak
penyakit serta kelainan yang disebabkan oleh sistem peredaran darah manusia. Di
bawah ini adalah beberapa penyakit ataupun kelainan yang disebabkan oleh sel –
sel darah :
a) Anemia
Anemia
menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin sel
darah merah hingga di bawah normal sehingga darah tidak dapat mengangkut
oksigen dalam jumlah yang diperlukan tubuh. Penyakit tersebut dapat disebabkan
dari pendarahan hebat, seperti akibat kecelakaan, berkurangnya pembentukan sel
darah merah, dan meningkatnya penghancuran sel darah merah.
Anemia
biasanya banyak diderita oleh kaum perempuan. Hal ini disebabkan karena setiap
satu bulan sekali perempuan mengalami pendarahan yang lumayan banyak yaitu saat
menstruasi. Anemia dapat menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga, dan
kepala terasa melayang.pengobatan yang diberikan pada pasien anemia berupa
tranfusi darah. Salah satu tindakan pencegahannya adalah dengan rajin
mengonsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi, misalnya bayam, atau bisa
juga dengan mengonsumsi suplemen penambah darah.
b) Leukemia
Leukemia
adalah kanker dari sel-sel darah. Penyakit tersebut disebabkan oleh pertumbuhan
sel-sel darah putih yang tak terkendali. Leukemia terjadi jika proses
pematangan dari stem sel menjadi sel darah putih dalam sumsum tulang
menghasilkan perubahan ke arah keganasan. Pengobatan yang bisa dilakukan adalah
dengan melakukan kemoterapi, kemoterapi berguna untuk menghambat pertumbuhan
sel-sel kanker. Selain kemoterapi, penderita leukimia bisa juga melakukan
transplantasi sumsum tulang, namun transplantasi sumsum tulang adalah proses
yang cukup rumit karena memerlukan pendonor sumsum tulang dengan tingkat
kecocokan yang cukup tinggi.
c) Hemofilia
Hemofilia
adalah penyakit yang bersifat menurun (genetik), maksudnya dapat diturunkan
pada keturunannya. Penderita penyakit ini tidak dapat menghentikan pendarahan
akibat luka karena darahnya sukar membeku. Untuk pengobatan penderita hemofilia
sepertinya agak sulit dilakukan, karena penyakit ini adalah penyakit keturunan.
Pada pendarahan yang cukup serius, misalnya saja mengalami kecelakaan, maka
penderita hemofilia bisa saja mengalami kematian karena darahnya sukar membeku.
Sebaiknya para penderita hemofilia berhati-hati dengan benda-benda tajam
ataupun sesuatu yang bisa menyebabkan mereka mengeluarkan darah. Hemofilia
hanya diderita oleh kaum laki-laki, tetapi gen ini dibawa oleh perempuan.
Langganan:
Entri (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar